Bicara di DPR, Kepala BMKG Ingatkan Kerawanan Siklon Tropis di Selatan Jawa & Bali

jpnn.com
1 jam yang lalu
Cover Berita

jpnn.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani menyebutkan ada ancaman terbentuknya siklon di Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan Papua Tengah pada periode November 2025 hingga Februari 2026.

Hal demikian dikatakan Faisal saat Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi V di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/12).

BACA JUGA: Martin Manurung Dorong Pemerintah Tetapkan Status Bencana Nasional di Sumatra, Ini Tujuannya

"Ini adalah daerah-daerah yang rawan terjadinya bibit siklon yang dapat berkembang menjadi siklon tropis," kata Faisal, Senin.

Diketahui, siklon ini terbentuk karena angin yang bercampur suhu dingin dari Siberia, hingga IOD negatif di daerah Samudra Hindia.

BACA JUGA: Pemerintah Berjanji Bakal Investigasi Kasus Kayu Gelondongan Terbawa Banjir

Faisal mengatakan siklon ketika terbentuk bisa menghasilkan awan gelap yang akhirnya mengakibatkan curah hujan tinggi.

"Tentunya akan ada ancaman curah hujan tinggi, bencana hidrometeorologi, dan juga gelombang tinggi," ujar alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

BACA JUGA: 6.444 Guru Honorer Lagi Diusulkan Pemkab Cianjur Jadi PPPK Paruh Waktu

Adapun, siklon di Sumatra bagian utara yang membentuk awan gelap dan menghasilkan curah hujan intensitas tinggi.

Faisal mengatakan curah hujan terekam ekstrem pada 25-27 November 2025 setelah Siklon Senyar terbentuk.

"Itu sangat ekstrem," kata Faisal.

Dia menuturkan curah hujan Kabupaten Bireuen mencapai 411 mm per hari dalam periode cuaca ekstrem setelah terbentuk siklon. 

Faisal menggambarkan bahwa curah hujan selama satu setengah bulan di Bireuen terjadi hanya dalam tiga hari selama 25-27 November.

"Bayangkan itu terjadi selama tiga hari," kata Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM itu.

Faisal mengatakan curah hujan yang tinggi ini yang pada akhirnya menjadi satu di antara penyebab banjir di Sumatra bagian utara. 

"Tanah kemudian tidak mampu atau lahan tidak mampu dalam menahan tumpahan air hujan yang demikian banyak hingga terjadilah banjir bandang, longsor, dan banjir, ya," kata dia.

Selain Bireuen, kata Faisal, Kabupaten Langkat juga terpantau memiliki hujan dengan curah tinggi pada 25-27 November dengan 390 mm per hari.

"Memang kata kuncinya ialah siklon tropis ini bukan bencana yang lazim terjadi di daerah tropis, tetapi inilah kejadian yang kita hadapi sekarang," katanya. (ast/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.