Bursa Asia bergerak tanpa tren yang jelas pada perdagangan di Senin (1/12). Optimisme Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan pemangkasan suku bunga berbenturan dengan data ekonomi yang kembali menunjukkan pelemahan di China.
Dilansir Selasa (2/12), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa China menjadi sorotan dalam perdagangan kali ini:
- Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,67% ke 26.033,26
- CSI 300 (China): Naik 1,10% ke 4.576,49
- Shanghai Composite (China): Naik 0,65% ke 3.914,01
- Nikkei 225 (Jepang): Turun 1,89% ke 49.303,28
- Topix (Jepang): Turun 1,19% ke 3.338,33
- Kospi (Korea Selatan): Turun 0,16% ke 3.920,37
- Kosdaq (Korea Selatan): Naik 1,06% ke 922,38
Pemicu utama gerak pasar saham hari ini adalah rilis terbaru indeks manajer pembelian (PMI) China. Baik survei resmi maupun swasta memberikan sinyal serupa, ekonomi negara itu masih berjuang untuk pulih secara solid.
Biro Statistik Nasional China melaporkan indeks manajer pembelian manufaktur naik tipis menjadi 49,2 di November. PMI non-manufaktur turun ke 49,5. Sementara indeks manajer pembelian komposit melemah ke 49,7. Data ini memperlihatkan pertumbuhan yang masih lemah dan tidak merata.
Kenaikan tipis pada indeks manajer pembelian manufaktur dinilai belum cukup kuat, karena peningkatan terutama berasal dari rebound terbatas pada produksi. Pesanan baru tetap berada dalam zona kontraksi. Sektor jasa juga kehilangan momentum setelah dorongan konsumsi pada masa liburan memudar.
Pelemahan tidak hanya terjadi di China. Sejumlah indeks manajer pembelian manufaktur dari negara satu kawasan lain menunjukkan tren serupa. Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan mencatat indeks manufaktur di bawah level 50 di November.
Dari Jepang, sentimen investor turut dipengaruhi pernyataan dari Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda. Ia menyatakan bank sentral akan mempertimbangkan untung ruginya menaikkan suku bunga pada pertemuan di Desember.
Korea Selatan masih berada dalam wilayah kontraksi meski ekspor negara itu tumbuh selama enam bulan berturut-turut, memberi sinyal pemulihan bertahap pada permintaan sektor teknologi global.
Baca Juga: TOWR akan Bagi Dividen Interim Rp6,87 per Saham, Cair Tanggal Segini
Di sisi lain, narasi makro utama tetap berfokus pada Federal Reserve. Pelaku pasar masih memperkirakan probabilitas kuat bahwa bank sentral akan kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar dua puluh lima basis poin pada pertemuan kebijakan 9–10 Desember.