jpnn.com - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyebutkan kayu gelondongan yang terbawa arus ketika banjir di Sumatra bagian utara berasal dari pembukaan lahan sawit.
"Ada indikasi pembukaan-pembukaan kebun sawit yang menyisakan log (batang kayu, red)," kafa Hanif ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/12).
BACA JUGA: Kemenhut Sebut Ada Dugaan Pembalakan Liar soal Kasus Kayu Gelondongan Terseret Banjir
Seorang warga terdampak banjir bandang berjalan di antara tumpukan kayu di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Selasa (2/12). Foto: YT Hariono/AFP
Alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat itu menyebutkan saat ini ada kebijakan zero burning, sehingga kayu hasil pembukaan lahan tidak dibakar.
BACA JUGA: Bawa Bantuan, Prajurit TNI Kodam I/BB Berjalan Kaki 5 Km ke Desa Terisolasi di Sitahuis
Hanif menyebutkan kayu hasil pembukaan lahan diletakkan di pinggir aliran air, kemudian terbawa arus ketika hujan lebat.
"Ternyata banjirnya yang cukup besar mendorong itu menjadi bencana berlipat-lipat," ujarnya.
BACA JUGA: Cerita BNN soal Dewi Astutik, Si Mami Penyelundup 2 Ton Narkoba Ditangkap di Kamboja
Hanif mengaku bakal menegakkan hukum terhadap pihak yang menebang pohon secara ilegal demi pembukaan kebun sawit.
"Kami mohon dukungan kepada semua kita untuk dengan teguh menegakkan aturan lingkungan hidup pada posisi bencana ini," ujar eks Direktur Jenderal (Dirjen) Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) itu.
Selain upaya penegakan hukum, kata Hanif, Kementerian LH sedang melakukan penelitian terhadao kondisi di Batang Toru, Sumatera Utara (Sumut).
Menurutnya, Batang Toru yang juga terdampak bencana memiliki lanskap unik berbentuk V. Sebab, kota berada di tengah perbukitan.
"Semua airnya masuk ke tengah dan di tengah inilah kota-kota itu berada," ujar dia.
Dia mengatakan penelitian utamanya untuk melihat dugaan hulu di Batang Toru yang seharusnya berbentuk hutan malah beralih fungsi.
"Berdasarkan kajian peta satelit kami, di bagian hulu yang seharusnya berupa hutan, ini fungsinya secara tata ruang, justru kepada pertanian lahan kering dan pertanian basah," ungkao Hanif. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan




