Ponorogo (beritajatim.com) – Ancaman keselamatan mengintai proses belajar di SDN 2 Singgahan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Bagaimana tidak, dua ruang kelas, yakni kelas 4 dan 5, mengalami kerusakan.
Atap pada kedua ruang tersebut tampak lapuk, sebagian kayu penyangga terputus, dan beberapa bagian plafon jebol. Kondisi itu pun membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) di ruangan tersebut dihentikan.
Pada kondisi ruangan, terlihat balok kayu yang keropos menggantung tidak stabil. Hal tersebut menandakan bangunan bisa roboh kapan saja. Sementara itu, para siswa dipindahkan ke mushola sekolah sebagai ruang darurat. Empat siswa kelas 4 dan dua siswa kelas 5 kini belajar di ruang sempit tanpa meja maupun kursi.
Kepala SDN 2 Singgahan, Joko Setyono, menjelaskan bahwa kerusakan mulai terlihat pada pekan lalu bersamaan dengan hujan deras di wilayah tersebut. Pihak sekolah kemudian melaporkan kejadian itu kepada Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo. “Terkait kerusakan ruangan itu, kami sudah menghubungi dan melaporkannya ke Dinas Pendidikan,” kata Joko, Senin (8/12/2025).
Oleh Dindik Ponorogo, kata Joko, pihaknya diminta untuk menyiapkan proposal perbaikan. Namun hingga hari ini, belum ada petugas yang turun untuk memantau kondisi bangunan. “Dari dinas meminta kami membuat proposal, tapi menunggu pemantauan dulu,” kata Joko.
Joko berharap penanganan dilakukan secepatnya karena keselamatan siswa tidak bisa ditawar. Pemindahan KBM ke mushola yang minim fasilitas membuat proses belajar dikhawatirkan tidak optimal. Pihak sekolah mengusulkan agar dua ruang kelas yang mengalami kerusakan itu dibangun ulang demi memastikan kegiatan belajar berjalan aman dan layak bagi para siswa.
“Nggak nyaman kalau di mushola karena nggak ada meja kursinya. Tapi kalau belajar di kelas takut kalau roboh. Maunya ya segera diperbaiki,” kata Adiasta Ibnu Hafiz, salah satu siswa kelas 4. (end/kun)




