VIVA – Wardatina Mawa menegaskan bahwa harapannya sederhana, ia ingin Inara Rusli memiliki itikad baik untuk meminta maaf. Meski siap memaafkan secara pribadi, Mawa mengaku belum pernah menerima satu pun bentuk permintaan maaf dari Inara sejak kasus ini mencuat.
Sikap inilah yang membuat penyelesaian personal tidak kunjung terjadi. Padahal, istri sah Insanul Fahmi ini membuka pintu maaf untuk Inara. Scroll ke bawah untuk simak artikel selengkapnya.
- Istimewa
“Sampe sekarang belum ada itikad baik untuk sepatah kata pun meminta maaf sama aku, (ngechat) juga nggak ada,” ujarnya yang dikutip dari YouTube Maia Estianty pada Rabu, 10 Desember 2025.
Dalam situasi yang sensitif antara persoalan rumah tangga dan proses hukum yang kompleks, Mawa tetap memilih membuka pintu maaf. Namun, ia menekankan bahwa pemaafan tidak akan menghentikan langkahnya untuk melanjutkan proses hukum yang sedang berjalan.
“Aku memaafkan, tapi kalo terkait proses hukum aku bakal melanjutkan ini,” ujar Mawa.
Mawa menilai bahwa permintaan maaf bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk tanggung jawab atas tindakan yang berdampak pada rumah tangganya. Ia mengingatkan bahwa Inara sejak awal mengetahui dirinya adalah istri sah Fahmi, sehingga seharusnya ada rasa hormat dan kesadaran moral untuk mengakui kesalahan.
“Makanya aku harapannya juga beliau meminta maaf. Ya gimana pun juga itu tindakan mereka yang dilakukan dengan sadar dan dia tau kalo aku ini istri sahnya,” tuturnya.
Menurut Mawa, meminta maaf tidak akan merendahkan harga diri seseorang. Justru, ia menilai permintaan maaf yang tulus menunjukkan kedewasaan dan keberanian untuk bertanggung jawab.
“Harapan aku ada itikad baiknya lah untuk minta maaf karena kan minta maaf nggak buat harga diri jadi hancur, harga diri jadi turun. Malah kalo minta maaf dengan tulus tuh Allah bakalan menghapuskan dosa juga kan,” kata Mawa.
Sementara itu, proses hukum tetap berjalan setelah laporan dugaan perzinahan dan pengakuan mengenai pernikahan siri antara Fahmi dan Inara terungkap tanpa sepengetahuan Mawa. Sikapnya kini berdiri di antara dua hal, keinginan untuk menyelesaikan secara manusiawi dan komitmen untuk menuntut keadilan melalui jalur hukum.
