Mitos Rumah di Depan Masjid, Benarkah Dilarang? Ini Faktanya!

theasianparent.com
1 hari lalu
Cover Berita

Mitos rumah di depan masjid cukup banyak dibicarakan. Mulai dari soal rezeki seret sampai rumah jadi angker.

Penasaran apa saja mitos rumah di depan masjid yang masih banyak dipercaya?

Cek lengkapnya di bawah ini, ya!

Artikel Terkait: Mitos Payudara Gatal Sebelah Kiri, Tanda Ada yang Kangen? Cek!​ Apa Saja Mitos Rumah di Depan Masjid yang Banyak Dipercaya?

Di beberapa daerah, mitos rumah di depan masjid sering dikaitkan dengan “sial”. Misalnya, rezeki tertutup atau hidup yang tidak tenang karena dianggap “berhadapan” dengan tempat suci.

Ada juga yang percaya bahwa energi rumah dan masjid akan “bertabrakan”. Ini mirip mitos rumah saling berhadapan yang dianggap bisa menutup rezeki atau memicu konflik.​

Ada pula mitos lain seperti rumah di depan atau belakang masjid lebih rawan gangguan gaib, karena diyakini menjadi jalur lalu-lalang makhluk halus.  Terutama jika posisi rumah gelap atau sempit.

Sebagian orang tua dulu bahkan menghindari beli rumah di dekat masjid. Hal ini karena takut susah dijual kembali. Serta, khawatir kebisingan dari toa atau aktivitas masjid membuat penghuni tidak betah.​​

Benarkah Rumah di Depan Masjid Dilarang?

Dalam fikih, tidak ada larangan khusus membangun rumah di depan atau dekat masjid.

Selama tidak mengganggu fungsi masjid dan dibangun di atas tanah milik yang sah, sebenarnya boleh-boleh saja.

Ulama lebih banyak membahas keutamaan tinggal dekat masjid karena memudahkan seseorang hadir salat berjamaah, bukan melarang posisi rumahnya.​

Salah satu kisah yang sering dikutip justru tentang sahabat yang ingin pindah rumah agar lebih dekat ke masjid, dan Nabi melarang karena pahala langkah menuju masjid lebih besar jika jaraknya jauh. ​

Apa Posisi Rumah yang Baik Menurut Islam?

Dalam Islam, “posisi rumah baik” lebih banyak dikaitkan dengan kemudahan menjalankan ibadah, lingkungan yang mendukung, serta keamanan dan kenyamanan penghuni. Jadi, bukan sekadar arah hadap bangunan.

Tinggal dekat masjid dinilai menguntungkan karena memudahkan salat berjamaah, belajar agama, dan terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.​

Ajaran Islam juga menganjurkan memilih lingkungan tetangga yang baik, tidak menzalimi sekitar, dan memperhatikan hak-hak tetangga, termasuk hak atas ketenangan. ​

Apa Itu Rumah Luwang Mayit?

Dalam tradisi Jawa, istilah seperti “luwang mayit” biasanya merujuk pada posisi tertentu di rumah atau jalan yang dipercaya menjadi jalur lewat arwah atau energi gaib. Mirip mitos “lorong” antara dua pintu yang saling berhadapan.

Posisi ini sering dianggap sial karena dikaitkan dengan mudahnya makhluk halus keluar-masuk, atau rumah terasa seram dan tidak nyaman.​

Secara logika, rumah yang punya lorong sempit, gelap, atau sirkulasi udara buruk memang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan memengaruhi psikologis penghuni, sehingga muncul cerita-cerita mistis.

Alih-alih takut pada istilah “luwang mayit”, lebih sehat jika fokus pada perbaikan desain rumah: pencahayaan cukup, ventilasi baik, serta penataan ruang yang membuat penghuni merasa aman dan tenang.

Artikel Terkait: Mengulas Mitos Belatung di Rumah, Benarkah Ada Orang Mengirim Santet?​ Apa Mitos 1 Rumah 3 Kepala Keluarga?

Mitos “1 rumah 3 kepala keluarga” biasanya muncul dalam konteks feng shui dan kepercayaan lokal yang menganggap terlalu banyak kepala keluarga dalam satu atap bisa memicu konflik dan rezeki seret.

Dalam praktiknya, makin banyak kepala keluarga tinggal dalam satu rumah tanpa aturan jelas, memang berpotensi menimbulkan gesekan karena perbedaan gaya hidup, prioritas finansial, dan pola komunikasi.​​

Apakah Berisik Tinggal di Dekat Masjid?

Tinggal di dekat masjid punya dua sisi. Di satu sisi, azan dan kegiatan ibadah bisa menjadi pengingat spiritual yang positif. Namun, di sisi lain, sebagian orang mengeluhkan kebisingan jika pengeras suara terlalu kencang atau dipakai di luar waktu salat.

Di beberapa kawasan, keluhan ini cukup sering muncul, terutama jika masjid mengadakan kegiatan dengan volume tinggi pada malam atau dini hari.​

Sejumlah ulama dan lembaga keagamaan juga menekankan pentingnya bijak menggunakan pengeras suara masjid agar fungsi dakwah tetap berjalan tanpa mengganggu istirahat warga.

Bagi yang sensitif dengan suara, solusi praktis seperti peredam suara di rumah, pemilihan kamar tidur yang lebih jauh dari arah toa, atau komunikasi baik dengan pengurus masjid untuk mengatur volume bisa membantu menjaga kenyamanan bersama.​

***

Profil dan biodata Maia Estianty, Tak Sabar Nantikan Cucu Pertama!

8 Jenis Motif Batik Cirebon yang Bersejarah, Motifnya Memikat Hati!

Mitos Lalat Masuk Rumah Malam Hari, Pertanda Baik Atau Buruk? Cek!


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
24 Jenazah Tak Teridentifikasi Korban Banjir dan Longsor di Sumbar Dimakamkan Massal
• 22 jam lalurctiplus.com
thumb
Survei HSBC: Ketidakpastian Tarif AS, ASEAN Jadi Tujuan Utama Ekspor Pebisnis RI
• 13 jam lalukatadata.co.id
thumb
TNI AL Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir di Aceh Tamiang
• 14 jam lalutvrinews.com
thumb
Cak Imin Mulai Rekonstruksi Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo: Momentum Evaluasi
• 17 jam lalukumparan.com
thumb
Atasi Kenaikan Harga Pokok, AGP Gelar Pasar Murah di 800 Titik
• 43 menit lalurepublika.co.id
Berhasil disimpan.