Jelang Babak Baru Jembatan Kewek di Usia 101 Tahun

kompas.id
1 hari lalu
Cover Berita

Kesibukan tak lazim tampak di mulut Jembatan Kewek, Kotabaru, Yogyakarta, Rabu (10/12/2025). Puluhan petugas dari beberapa instansi seperti kepolisian dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta menggelar apel singkat di lokasi itu pada pukul 09.00 sebelum mulai menutup akses Jembatan Kewek.

Sejumlah barikade dipasang untuk mengalihkan arus dari jembatan yang telah berusia seabad lebih satu tahun itu. Penutupan jembatan di atas Kali Code tersebut merupakan sebuah momen yang jarang terjadi karena selama ini Jembatan Kewek menjadi urat nadi penghubung kawasan cagar budaya Kotabaru dan Kota Yogyakarta sisi utara dengan kawasan wisata Malioboro serta Stasiun Tugu.

Penutupan jembatan yang dibangun pada tahun 1924 tersebut bagian dari persiapan perbaikan infrastruktur peninggalan era kolonial Belanda itu. Jembatan tersebut akan dibongkar dan dibangun ulang dengan estimasi pengerjaan hingga akhir 2026 mendatang.

Selama pembangunan jembatan berlangsung, kendaraan diwajibkan melewati Jembatan Amarta yang ada di sisi utara Jembatan Kewek. Portal setinggi 3,5 meter juga dipasang di dekat Stadion Kridosono untuk mencegah bus berukuran besar melewati area pembangunan jembatan itu.

Jembatan Kewek memiliki nama asli Kerk Weg. Kalimat dalam bahasa Belanda itu berarti ”jalan menuju gereja”.

Beberapa ratus meter dari Jembatan Kewek terdapat Gereja Santo Antonius Padua atau kerap disebut Gereja Kotabaru. Gereja yang diresmikan pada tahun 1926 oleh Mgr A van Velsen SJ tersebut menjadi salah satu penanda kawasan cagar budaya Kotabaru.

Kawasan yang dibangun untuk permukiman warga Eropa pada sekitar tahun 1920 tersebut menjadi salah satu percontohan lingkungan tempat tinggal yang ideal kala itu. Kotabaru, yang awalnya bernama Nieuwe Wijk, dirancang oleh insinyur Belanda, Thomas Karsten, dengan konsep kota taman (garden city) sehingga menjadikannya sebagai kawasan elite.

Bangunan bergaya tropis modern, jalan lebar, dan vegetasi membuat Kotabaru menjadi lokasi permukiman ideal bagi warga Eropa yang sebagian besar bekerja di sejumlah pabrik gula di Yogyakarta. Keberadaan sejumlah gereja dan tempat olahraga seperti Stadion Kridosono membuat Kotabaru sebagai patron pengembangan kawasan permukiman lainnya.

Kotabaru terus dijaga kelestariannya meski kawasan di sekitarnya terus berkembang dan Jembatan Kewek pun harus dibongkar untuk menjaga keselamatan pengguna jalan yang melintas sekaligus menghadapi tuntutan zaman.

 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Cerita Mahalini Langsung Jalan Kaki dan Bisa Catokan Usai Melahirkan
• 8 jam lalumedcom.id
thumb
Voli SEA Games 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen
• 15 jam laluskor.id
thumb
Merek Otomotif Bantu Korban Bencana Sumatra
• 11 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Perawat Makam TMP Kalibata Dapat Bansos dan Periksa Kesehatan Gratis
• 16 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Mencuri 5 Kg Cabai Merah, Pria di Semarang Diamankan Polisi
• 10 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.