JAKARTA, KOMPAS – Teknologi kedokteran terus berkembang pesat. Kini teknologi radiologi diagnostik melalui pencitraan medis atau CT Scan menggunakan kecerdasan buatan demi mendukung pengobatan presisi dan membuat pasien lebih nyaman.
Direktur Pluit Hospital Soeprianto Wiradjaja, menyampaikan hal itu, dalam peresmian penggunaan CT Scan Revolution Ascend 128, di Rumah Sakit Pluit, Jakarta, pada Rabu (10/12/2025). Acara itu juga dihadiri dokter spesialis radiologi di Pluit Hospital Hadi Gunawan serta CEO GE HealthCare Indonesia Kriswanto Trimoeljo.
Pemindaian CT (computed tomography) atau CAT (computed axial tomography) adalah tes pencitraan yang membantu mendeteksi penyakit dan cedera. Menurut artikel di laman my.clevelandclinic.org, pemindaian ini memakai sinar-X dan komputer khusus untuk menghasilkan gambar detail tulang, organ, dan jaringan lunak.
Alat tersebut menghasilkan gambar bagian dalam tubuh pasien dengan mengambil beberapa gambar sinar-X dari berbagai sudut. Pemindaian CT dapat menunjukkan kondisi kesehatan dan kelainan seperti tumor, cedera, dan penyakit secara lebih detail daripada sinar-X misalnya kanker, pneumonia, penyakit jantung, cedera otak, dan cedera tulang belakang.
Sejumlah rumah sakit di Indonesia terus berlomba menghadirkan alat diagnostik yang makin canggih. Salah satu teknologi terbaru radiologi diagnostik yang tersedia di Indonesia yakni CT Scan Revolution Ascend 128 yang dilengkapi dengan teknologi TrueFidelit.
Menurut Soeprianto, kehadiran CT Scan Revo Ascend 128 dengan teknologi TrueFidelity menjadi langkah penting untuk meningkatkan layanan rumah sakit. Sebab, teknologi ini memungkinkan kualitas pencitraan lebih baik, proses pemeriksaan lebih efisien, serta tingkat kenyamanan lebih tinggi bagi pasien.
Adapun CT Scan Revo Ascend 128 dengan TrueFidelity buatan GE Healthcare dinilai mampu meningkatkan kecepatan proses pemeriksaan, nyaman, dan akurat bagi pasien. Dengan kemampuan tersebut, pada akhirnya turut membantu tenaga kesehatan bekerja lebih efisien.
Teknologi tersebut dapat menghasilkan gambar lebih tajam dan detail sehingga dokter bisa mendeteksi kondisi pasien dengan lebih jelas. Hal itu termasuk hasil gambar kelainan dengan kontras rendah yang sebelumnya sulit terlihat.
Proses pemeriksaan pun menjadi lebih singkat karena banyak tahapan berjalan secara otomatis, mulai dari pengaturan posisi pasien, pemilihan protokol, hingga proses rekonstruksi gambar. Otomatisasi ini mengurangi kebutuhan pengaturan manual hingga 66 persen sehingga waktu tunggu pasien lebih singkat.
Bagi tenaga radiografer, sistem ini membantu meminimalkan risiko kesalahan melalui fitur pemindaian kode batang (barcode) dan pemilihan protokol berbasis kecerdasan buatan (AI). Alur kerja jadi lebih presisi dan aman sehingga radiografer lebih fokus pada keselamatan, kenyamanan pasien, serta peningkatan produktivitas layanan secara keseluruhan.
Sementara itu, Hadi Gunawan menuturkan, teknologi ini menjadi langkah maju bagi layanan diagnostik rumah sakit. Dengan kualitas gambar lebih tajam dan paparan radiasi lebih rendah, pasien dapat menjalani pemeriksaan dengan lebih aman.
“Dokter akan memperoleh hasil yang lebih akurat dan dapat diandalkan untuk penanganan pasien,” tuturnya.
Dokter akan memperoleh hasil yang lebih akurat dan dapat diandalkan untuk penanganan pasien.
Sebelumnya, Rumah Sakit Pluit mengadopsi penggunaan CT Scan VCT 64 Slices buatan GE HealthCare. CT Scan VCT 64 Slice adalah teknologi pemindaian radiologi modern yang menjembatani antara kebutuhan kecepatan, akurasi, dan fleksibilitas dalam diagnosis medis.
Kriswanto Trimoeljo menekankan, GE HealthCare berkomitmen terus menghadirkan teknologi medis yang inovatif, aman, dan mudah diakses. “Tiap pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang cepat, akurat, dan berkualitas,” ucapnya.
Sebelumnya, Rumah Sakit Gading Pluit menggunakan alat pemeriksaan Digital PET/CT Scan Omni Legend untuk mendukung deteksi dini kanker yang tidak hanya cepat, tetapi juga akurat. ”Dengan alat ini, tingkat akurasi bisa meningkat 30 persen,” kata Kepala Departemen Radiologi RS Gading Pluit Tjondro Setiawan.
Selain itu, identifikasi volumetri akurasi lesi bisa lebih jelas sampai 67 persen. Jika dulu (ukuran) lesi-lesi yang teridentifikasi sekitar 2,1 milimeter, dengan alat ini memungkinkan untuk mendeteksi lesi sampai 1,4 milimeter,” ujarnya, pada Kamis (27/3/2025).
PET/CT scan merupakan pencitraan tiga dimensi berwarna yang dapat mendeteksi perubahan atau aktivitas sel di dalam tubuh abnormal. Pencitraan menggunakan zat radiofarmaka yang disuntikkan ke pasien. Radiofarmaka yang digunakan yakni FDG (fluorodeoxyglucose) atau zat radioaktif yang mengandung glukosa. (Kompas.id, 27 Maret 2025)
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam diagnostik terus dikembangkan. Di laman National Institute of Biomedical Imaging and Bioengineering (NIBIB), 14 Mei 2024, disebutkan, tim peneliti di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, Amerika Serikat, memakai AI untuk menganalisis pemindaian CT dada umum guna memprediksi kematian.
Studi tersebut mengidentifikasi sejumlah faktor jantung yang dapat memprediksi kematian pada sejumlah besar pasien, sehingga berpotensi membuka jalan bagi peningkatan skrining jantung. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Nature Communications.
Riset ini mengidentifikasi faktor kardiovaskular yang bisa memprediksi kematian pasien. ”Alur kerja AI mewakili metode efisien dan hemat biaya untuk mengidentifikasi pasien berisiko tinggi penyakit jantung yang menjalani pemindaian CT rutin untuk tujuan lain,” kata Direktur Program di Divisi Teknologi Informatika Kesehatan di NIBIB, Qi Duan.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5438931/original/013001500_1765343118-Bencana_Agam.jpeg)