Bisnis.com, JAKARTA — Sebuah survei menunjukkan bahwa saat ini masih lebih banyak masyarakat Indonesia yang memilih meminjam uang dari anggota keluarga daripada ke layanan pinjaman online alias pinjol.
Survei mengenai sumber-sumber pembiayaan dan perilaku peminjam di Indonesia tersebut dilakukan oleh Segara Research Institute pada Juni—Juli 2025. Survei tersebut diadakan di 20 kota dan kabupaten di Indonesia dengan 2.119 responden, yang mayoritas merupakan kelompok masyarakat bawah berusia muda.
Dalam temuannya, Segara melihat bahwa saat ini masyarakat lebih memilih meminjam dana kepada keluarga dibandingkan kepada layanan pinjol dan teman, yang menempati peringkat kedua dan ketiga tertinggi. Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan bahwa peran keluarga bagi kelompok masyarakat sangat dominan sehingga orang-orang bersandar kepada anggota keluarganya ketika membutuhkan pinjaman dana.
“Ada 39,05% yang menyatakan ketika mereka mengalami mismatch, [artinya] butuhnya mendadak, butuhnya lebih besar daripada penghasilan mereka, mereka pinjamnya ke keluarga,” ujar Piter dalam pemaparan hasil survei tersebut di Jakarta, dikutip pada Kamis (11/12/2025).
Menurut Piter, alasan utama seseorang memilih suatu sumber pinjaman dana dibanding dengan sumber lainnya adalah faktor kecepatan pencairan pinjaman. Piter menilai bahwa alasan lainnya seperti besaran bunga pinjaman, diabaikan terlebih dahulu oleh peminjam asalkan dana bisa cepat diterima.
“Inilah yang saya kira relevan dengan pilihannya, mengapa [responden] pilihnya ke keluarga, [kemudian] pinjol atau pindar, kemudian baru ke teman, [kemudian] baru yang lain, karena mereka mempertimbangkan yang terutama adalah cepat cair. Setelah cepat cair mudah [persyaratannya],” ungkap Piter.
Baca Juga
- Galbay Bak Pedang Bermata Dua: Jurus 'Lawan' Pinjol Ilegal tapi Hantui Pindar Legal
- Kasus Dugaan Kartel Bunga Pinjol KPPU Terancam Gugur Karena Alasan Ini
Peran keluarga yang sangat besar bagi kebanyakan responden juga membuat pinjaman daring (pindar) menjadi sumber pinjaman nomor dua setelah keluarga. Piter menyebut apabila masyarakat tidak lagi memiliki sandaran utamanya, yaitu keluarga, mereka akan beralih kepada pindar, bahkan pindar yang ilegal, ketika dalam keadaan terdesak.
Menanggapi survei dari Segara Research Institute, Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah menyetujui dan memuji peran keluarga sebagai sumber pembiayaan utama. Akan tetapi, dia menyebut bahwa dalam 2—3 tahun lagi, pindarlah yang akan menjadi sumber pembiayaan/pinjaman nomor satu di Indonesia.
“Karena pinjaman daring ini platform pinjaman yang menyasar segmen yang bottom of pyramid, masyarakat new user,” kata Kus dalam kesempatan yang sama.
Dia menyebut bahwa kebanyakan pengguna pindar adalah masyarakat yang pertama kali memiliki kebutuhan, setelah tadinya masih menjadi tanggungan keluarga. Kus menyebut demografi penduduk Indonesia yang banyak berusia muda akan menumbuhkembangkan peran pindar di tahun-tahun berikutnya.
“Pinjaman daring ini adalah 65% user-nya itu adalah [generasi] milenial dan Generasi Z,” beber Kus.
Generasi muda yang melek teknologi juga dinilai Kus menjadi salah satu faktor lain dari perkembangan pindar.
Senada dengan hasil temuan survei Segara, AFPI juga menilai besaran bunga belum menjadi pertimbangan utama kaum muda yang melakukan pinjaman di pindar. Hal tersebut terjadi karena pinjaman dari generasi muda umumnya belum bernominal terlalu besar sehingga bunga yang dikenakan tidak terasa begitu berat. (Laurensius Katon Kandela)





