Tangkis Serbuan Baju Impor, Mendag Minta Warga RI Lakukan Ini

cnbcindonesia.com
1 hari lalu
Cover Berita
Foto: Penjualan pakaian white label banyak ditemukan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masuknya produk pakaian white label impor kian deras dan mulai menekan ruang gerak pelaku usaha lokal. Derasnya arus barang murah dari luar negeri tidak hanya bisa dibendung melalui regulasi, tetapi juga membutuhkan kesadaran konsumen untuk memberi ruang bagi industri dalam negeri. Apalagi kondisi pasar yang semakin kompetitif, terutama di segmen fesyen dan garmen.

Kualitas produk UMKM saat ini sudah mampu bersaing, baik dari sisi desain maupun harga, sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk ragu memilih barang buatan dalam negeri. Kemendag pun terus mendorong kampanye penggunaan produk lokal agar industri konveksi dan UMKM bisa bertahan dan tumbuh.

"Makanya salah satu cara sebenarnya bagaimana kita, masyarakat, konsumen itu aware terhadap produk-produk kita. Produk-produk UMKM juga jauh lebih bagus, harganya juga bersaing, produknya juga bagus," kata Menteri Perdagangan Budi Santoso usai Jakarta Modest Summit 2026 di Ballroom Djakarta Theater, Rabu (10/12/2025).


Peran konsumen dalam memilih produk lokal dapat menjadi benteng alami terhadap tekanan impor. Jika minat masyarakat terhadap produk lokal semakin menguat, maka barang-barang impor yang selama ini membanjiri pasar akan dengan sendirinya berkurang.

"Jadi saya kira kalau teman-teman, para konsumen itu memakai produk kita, jadi kayak gempuran-gempuran impor itu juga akan hilang. Itu salah satu cara kita, ya," kata Budi.

Baca: Pakaian "White Label" Banyak Dilego di Tanah Abang, Ini Alasan Penjual

Di sisi lain, pelaku industri modis dalam negeri juga mulai mencari strategi untuk menghadapi serbuan produk white label impor.

Uniknya, salah satu caranya melalui peningkatan kapasitas konveksi lokal agar mampu memproduksi barang yang siap diberi label merek, tanpa harus bergantung pada suplai luar negeri. Langkah ini dapat mempercepat respons pasar sekaligus menjaga rantai pasok tetap berada di dalam negeri.

"Kalau produk white labeling juga lagi marak diproduksi oleh banyak konveksi. Jadi, emang itu salah satu solusi juga untuk brand beli produk jadi dan langsung dilabelkan, tapi dijahitnya, konveksinya dalam negeri. Itu salah satu solusi," ujar founder Modestalk, Hanna Faridl.

Sebelumnya, Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengaku kesulitan dalam menertibkan praktik white label yang selama ini membanjiri pasar dalam negeri. Ia menyebut praktik impor white label menjadi salah satu hambatan utama bagi UMKM nasional untuk bisa bersaing secara sehat.

"Yang memang sulit sekali diukur, dan memang sulit sekali dirapikan, atau ditertibkan, yaitu white label (impor)," kata Maman dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2025 di Jakarta, Senin (1/12/2025).

Baca: Marak Pakaian White Label, Pedagang Pasar Tanah Abang Tak Tahu Asalnya

Foto: Menteri Perdagangan Budi Santoso usai Jakarta Modest Summit 2026 di Ballroom Djakarta Theater, Rabu (10/12/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Menteri Perdagangan Budi Santoso usai Jakarta Modest Summit 2026 di Ballroom Djakarta Theater, Rabu (10/12/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)


(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: RI Jadi Raksasa Mi Instan Dunia Tapi Bahan Baku Masih Impor

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kapolri Tinjau Pembersihan SD dan Masjid Terdampak Bencana Aceh Tamiang, Ini Arahannya
• 12 jam lalurctiplus.com
thumb
Guru Besar UI: Unggahan Laras Faizati Bukan Hasutan dan Ajakan untuk Kekerasan
• 7 jam lalukumparan.com
thumb
Mobil SPPG Tabrak Kerumunan Siswa SD di Cilincing: Tak Hanya Murid, Satu Guru Juga Jadi Korban
• 15 jam lalukompas.tv
thumb
Bencana Alam Sumatra, Ini Tanggapan Fitra Terkait Alih Fungsi Lahan
• 10 jam lalubisnis.com
thumb
Mahfud MD Soroti Rapat Pleno PBNU: Penunjukan Pj Ketua Umum Berisiko Picu Dualisme
• 5 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.