Pendidikan Vokasi Masuk Strategi Baru Industrialisasi Nasional

kumparan.com
1 hari lalu
Cover Berita

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut penguatan vokasi menjadi salah satu langkah pemerintah dalam Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN). SBIN menitikberatkan pada peningkatan nilai tambah, inovasi teknologi, serta transformasi industri berbasis keberlanjutan.

“Pendidikan vokasi adalah investasi untuk masa depan. Dengan SDM yang kompeten dan unggul, industri kita akan tumbuh lebih produktif, resilience, dan berdaya saing global,” kata Agus dalam keterangannya, Kamis (11/12).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkuat sinergi pendidikan dan industri melalui standardisasi kompetensi, pemagangan, sertifikasi, serta modernisasi sarana pembelajaran agar mampu menjawab kebutuhan industri masa depan.

Selain itu, Kemenperin juga mengembangkan agenda vokasi go global, yang mengarahkan pendidikan vokasi pada standar kompetensi internasional, literasi teknologi maju, dan kemampuan adaptif terhadap dinamika pasar global. Nantinya, kurikulum mengacu pada standar industri internasional, penerapan sertifikasi profesi berlevel global, perluasan kemitraan strategis dengan industri mancanegara, serta fasilitasi mobilitas tenaga kerja lintas negara.

"Model ini dirancang untuk mendukung Indonesia masuk ke rantai pasok global pada sektor-sektor strategis seperti semikonduktor, kecerdasan buatan, otomasi industri, energi hijau, serta manufaktur berkelanjutan," jelasnya.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Doddy Rahadi, menjelaskan penguatan vokasi merupakan bagian penting dari SBIN, yang memberi penekanan pada pengembangan SDM industri berdaya saing tinggi. Menurutnya, sektor-sektor prioritas nasional saat ini membutuhkan sumber daya manusia dengan keterampilan baru yang relevan dengan teknologi mutakhir.

“Kita harus menjawab kebutuhan masa depan. Target pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi tidak mungkin tercapai kalau SDM-nya masih seperti dahulu. SDM harus produktif, terampil, kompeten, dan berorientasi global,” kata Doddy.

Dia menegaskan, pendidikan vokasi Indonesia tidak boleh terbatas pada penyedia tenaga kerja untuk industri domestik, tetapi harus menjadi bagian penting dari ekosistem industri global, baik melalui kompetensi teknis, mobilitas tenaga kerja, maupun jejaring profesional.

Salah satu unit pendidikan vokasi milik Kemenperin yang menjalankan mandat tersebut adalah SMK-SMTI Yogyakarta. Unit pendidikan ini telah menerapkan model pendidikan dual system (dengan komposisi praktik mencapai 70 persen), dan kurikulum berstandar internasional sebagai strategi menyiapkan SDM industri yang unggul dan siap kerja.

“Kemenperin berkomitmen memperkuat pendidikan vokasi yang mampu melahirkan tenaga terampil yang relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi, termasuk industri 4.0,” tegas Doddy.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Liga Champions Wanita: Chelsea Libas Roma, MU Tak Berkutik Lawan Lyon
• 20 jam lalukumparan.com
thumb
TNI AU Kerahkan Dua Hercules untuk Distribusi 18,9 Ton Bantuan ke Wilayah Bencana di Sumatera
• 17 jam lalupantau.com
thumb
Rektor Itera Sampaikan Duka atas Meninggalnya Alumni dalam Kebakaran Terra Drone
• 22 jam lalukumparan.com
thumb
Promo 12.12 Sebentar Lagi! Dapatkan Setrika Panasonic Pilihan Anda
• 20 jam lalurctiplus.com
thumb
Cerita Mahalini Langsung Jalan Kaki dan Bisa Catokan Usai Melahirkan
• 9 jam lalumedcom.id
Berhasil disimpan.