Penulis: Fityan
TVRINews – Sumatra Utara
BNPB Berhasil Tangani 13 Infrastruktur Jalan dan Jembatan Utama
Penanganan darurat bencana alam di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukkan perkembangan yang positif dan substansial.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kemajuan signifikan dalam upaya perbaikan infrastruktur vital yang terdampak bencana di berbagai wilayah, mulai dari Tapanuli Tengah hingga Medan dan Deli Serdang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa tim gabungan telah bekerja keras untuk memulihkan akses dan fasilitas umum.
Hingga Rabu, 10 Desember 2025, BNPB mencatat total 171 titik longsor, 27 titik jalan putus, 38 titik jalan amblas, 4 oprit jembatan putus, dan 28 titik genangan banjir di sejumlah kabupaten/kota.
"Sebagian besar titik kerusakan sudah tertangani dengan baik," ujar Abdul Muhari. "Dari total kerusakan yang teridentifikasi, kami telah berhasil membersihkan 163 titik longsor. Selain itu, 10 titik jalan putus dan 18 titik jalan amblas kini sudah ditangani. Kabar baiknya, genangan banjir di 28 lokasi juga dilaporkan telah surut sepenuhnya."
Tantangan Pemulihan Koridor Utama
Meskipun demikian, BNPB mencatat masih adanya tantangan besar pada empat koridor utama yang vital, yang hingga kini belum sepenuhnya dapat dilalui akibat kerusakan parah.
Ruas jalan Tarutung–Sibolga, Tarutung–Sipirok, Sibolga–Batangtoru, dan Batangtoru–Singkuang dilaporkan masih terputus di beberapa segmen.
Beberapa ruas mengalami amblas total, ditambah dengan putusnya oprit jembatan, yang menuntut penanganan teknis khusus dan intensif.
Sebagai solusi sementara, akses menuju Kota Sibolga dialihkan melalui jalur alternatif Sidikalang–Barus–Sibolga. Sementara untuk menggantikan jalur Tarutung–Sipirok yang terputus, rute Siborong-borong–Pangaribuan–Sipirok sepanjang 114 kilometer digunakan, meskipun aksesnya masih terbatas.
"Ruas alternatif ini hanya bisa dilewati oleh kendaraan kecil karena ada tiga titik amblas yang menggerus hingga setengah badan jalan," jelas Abdul, dikutip dari laporan terkini BNPB Kamis 11 Desember 2025.
Ruas dengan tingkat kerusakan paling parah adalah Batas Kota Tarutung–Batas Kabupaten Taput–Sibolga, dengan 96 titik kerusakan.
Sementara itu, ruas Tarutung–Sipirok memiliki 54 titik yang terdampak. Secara total, dari 31 titik badan jalan putus, 10 badan jalan dan 3 jembatan telah selesai diperbaiki. "Sisanya sedang kami kerjakan secara bertahap," tambah Abdul Muhari.
Mobilisasi Sumber Daya dan Modifikasi Cuaca
Dalam rangka percepatan pemulihan, BNPB bersama kementerian terkait telah memobilisasi 106 unit alat berat ke lokasi-lokasi terdampak. Logistik untuk operasional alat berat juga telah dipastikan terpenuhi, dengan kebutuhan BBM mencapai 10.600 liter per hari.
Material pendukung seperti geobag, bailey bridge, dan aramco terus disuplai untuk mendukung konstruksi darurat.
Di samping itu, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) terus digencarkan untuk mengurangi curah hujan di wilayah tersebut. Pada Rabu pagi, pesawat PK-YNA berhasil melakukan tiga kali sorti dan menebar 3.200 kilogram bahan semai NaCl. Secara keseluruhan, sejak 9 hingga 10 Desember 2025, enam kali sorti telah dilaksanakan dengan total 4.000 kilogram NaCl dan 800 kilogram CaO.
Sejalan dengan upaya penanganan darurat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Utara mengeluarkan peringatan dini cuaca.
Wilayah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Danau Toba, dan sekitarnya diprediksi akan mengalami hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang.
Menanggapi situasi ini, Abdul Muhari menegaskan bahwa BNPB akan terus berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah, BBPJN, TNI/Polri, dan BMKG.
"Kami pastikan bahwa proses pemulihan akses dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama. Dukungan tambahan akan segera kami mobilisasi jika diperlukan," pungkasnya.
Editor: Redaksi TVRINews



