Bisnis.com, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi terhadap kejadian kedaruratan bencana yang mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu.
Eri menyebut, langkah-langkah mitigasi terhadap kejadian bencana telah dipersiapkan sepenuhnya oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), yang bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga telah mengalokasikan dana untuk Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp5,4 miliar dalam Perubahan APBD (P-APBD) Tahun Anggaran 2025. Alokasi BTT tersebut ditujukan untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak atau tidak dapat diprediksi sebelumnya, seperti penanganan bencana alam atau keadaan darurat lainnya.
"Mitigasi bencana sudah dilakukan oleh BPBD, yang setiap hari melihat [prakiraan] dari BMKG. Ketika sudah melihat dari BMKG, maka melakukan mitigasi-mitigasi di wilayah-wilayah tertentu, seperti yang ada di Gunung Anyar," ungkap Eri di Balai Kota Surabaya, Rabu (10/12/2025).
Dirinya menyebut, terdapat dua patahan sesar berstatus aktif, yang berpotensi menyebabkan gempa bumi di Kota Pahlawan. Rinciannya adalah Sesar Surabaya di sisi barat ke timur dan Sesar Waru dari selatan menuju barat.
"Kalau terjadi hal seperti ini, mitigasinya apa? Karena BPBD sudah menghitung juga, Surabaya kan dilewati sesar, jadi 'naudzubillahmindzalik' [berpotensi terjadi gempa bumi], tapi BPBD sudah bisa melakukan [mitigasi] hal itu," tegasnya.
Ketua Dewan Pengurus APEKSI ini juga membeberkan bahwa wilayah pesisir Surabaya juga acap kali diterjang banjir rob pada momen tertentu. Bencana tersebut berpotensi merendam rumah warga hingga fasilitas umum yang terletak di pesisir utara dan timur Surabaya.
"Jadi kita di wilayah-wilayah pesisir, BPBD sudah punya SOP terkait dengan mitigasi-mitigasi jika terjadi rob, jika terjadi gempa, sesar itu seperti apa, sudah dilakukan mitigasi oleh BPBD," ucapnya.
Lebih lanjut, Eri juga mengajak agar seluruh masyarakat turut berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. Supaya Surabaya dapat dihindarkan dari bencana yang tidak dapat terprediksi.
"Yang non muslim, saya minta untuk berdoa di masing-masing tempat ibadahnya. Kepada yang Kristen di gereja, termasuk saudara kita yang beribadah di vihara, pura, maupun kelenteng, saya titip doa karena kedekatan kita dengan Tuhan inilah yang bisa menjauhkan Surabaya dari bala, bencana, dan fitnah," pungkasnya.





