Krisis Air Bersih Bayangi Korban Banjir Sumbar, Bantuan Terus Dikirim ke Daerah Terisolasi

tvrinews.com
23 jam lalu
Cover Berita

Penulis: Redaksi TVRINews

TVRINews, Sumbar

Ketersediaan air bersih menjadi kendala utama bagi para relawan yang membersihkan lumpur di rumah warga dan fasilitas publik pascabencana hidrometeorologi di Sumatra Barat sejak 27 November 2025.

Hujan yang terus turun di kawasan Bukit Barisan membuat aliran sungai tak kunjung jernih. Debit air meningkat dan membawa bau tanah menyengat. 

Kondisi ini memicu trauma baru bagi masyarakat maupun relawan yang menyaksikan langsung dampak banjir bandang yang dipicu hujan lebat selama lebih dari enam hari.

“Sebenarnya air sungai cukup banyak, tetapi sangat keruh karena bercampur tanah dari hulu. Untuk kebutuhan harian, warga banyak memakai air hujan yang ditampung selain bantuan dari berbagai lembaga,” kata Gery Fernando selaku anggota Tim Penanggulangan Bencana PDI Perjuangan Sumbar dalam keterangan tertulis yang diterima oleh tvrinews.com, Kamis, 11 Desember 2025.

Gery yang juga tenaga ahli anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Alex Indra Lukman, ditugasi mengoordinasikan tim yang bekerja bersama masyarakat di sejumlah titik bencana di Sumatera Barat.

Krisis air bersih juga dialami tim yang dikerahkan anggota DPR RI, Alex Indra Lukman, di Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, salah satu kawasan terparah di Kabupaten Pesisir Selatan. 

Alex menurunkan 25 personel yang terdiri dari dua dokter, empat perawat, dua administrator, dan 17 relawan nonmedis.

“Dalam dua hari bertugas, tim membuka layanan medis, membagikan sembako, pakaian, pembalut, pakaian dalam, ikut kerja bakti, dan menginventarisasi dampak bencana di sektor pertanian dan perikanan,” ucap Farid Anshar Alghifari sebagai Koordinator Tim Penanggulangan Bencana Alex Indra Lukman.

Di kecamatan tersebut, tiga nagari, Muaro Aie, Pancung Taba, dan Limau Gadang, kehilangan pasokan listrik dan jaringan internet sejak banjir menerjang. Pada Rabu, 10 Desember 2025, Nagari Pancung Taba dinyatakan terisolasi total setelah akses jalan putus diterjang banjir susulan.

Sementara, Ketua PDI Perjuangan Kota Padang Albert Hendra Lukman mengakui air bersih menjadi kebutuhan paling mendesak hampir dua pekan setelah banjir. 

Harapan agar lima sungai besar di Kota Padang menyediakan air layak pakai juga pupus karena seluruh aliran sungai berada dalam kondisi keruh dan berlumpur. Kondisi tersebut bahkan membuat intake PDAM Padang kembali tertimbun lumpur sehingga produksi air bersih kerap terhenti.

“Setiap hari permintaan air bersih tidak ada habisnya. Ada warga yang bahkan menawar, siap membayar ratusan ribu rupiah untuk satu tandon ukuran 1.200 liter yang sebenarnya kami bagikan gratis,” ujar Albert.

Distribusi air bersih mulai dilakukan sejak 3 Desember 2025. Pengiriman memakai mobil pikap yang membawa tandon air, dan jika memungkinkan dengan menyewa truk tangki berkapasitas hingga 5.000 liter.

“Distribusi dilakukan berdasarkan permintaan yang masuk ke Posko Darurat Banjir di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Padang. Di mana pun lokasi warga, air akan kami kirim,” tutur Albert.

Ketua PDI Perjuangan Sumbar, Alex Indra Lukman, mengatakan para kader bekerja sama dengan sejumlah lembaga kemanusiaan untuk membantu korban banjir dan longsor. 

Sejumlah program yang dijalankan antara lain dapur umum di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Padang sejak 28 November hingga 1 Desember 2025, serta dapur umum di Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.

“Setiap hari sekitar 1.500 bungkus nasi dibagikan ke warga terdampak. Masakan dibuat menjelang waktu makan sehingga warga menerima dalam keadaan hangat,” ujar Alex.

Selain itu, distribusi sembako dilakukan di berbagai daerah terdampak di Kota Padang, Kota Solok, Kabupaten Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Pasaman Barat, hingga Pesisir Selatan.

PDI Perjuangan Sumbar juga mengoperasikan satu unit ekskavator untuk membersihkan endapan lumpur sejak 3 sampai 9 Desember 2025. Alat berat itu digunakan di Cubadak Aia, SMAN 12 Padang, hingga permukiman warga di Kecamatan Nanggalo.

Relawan medis turut diterjunkan ke berbagai lokasi, termasuk Batu Busuk di Padang, Nagari Ketapiang di Padang Pariaman, dan Nagari Pancung Taba di Pesisir Selatan. Mereka menangani keluhan seperti gatal-gatal, demam, sakit kepala, hingga sesak napas.

“Relawan medis akan terus disiagakan sampai masa tanggap darurat berakhir. Setelah Pesisir Selatan, tim akan bergerak ke Kabupaten Agam pada Sabtu, 13 Desember 2025,” kata Alex.

Editor: Redaksi TVRINews

Komentar
1000 Karakter tersisa
Kirim
Komentar

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mobil Pengantar MBG Tabrak Siswa SD di Cilincing, Sopir Diperiksa Polisi
• 14 jam lalugenpi.co
thumb
Bapas Jakbar bentuk kelompok layanan bimbingan integrasi
• 9 jam laluantaranews.com
thumb
4 Orang Ditemukan Tewas dalam Mobil di Tol Tegal
• 2 jam laludetik.com
thumb
John Heitinga dalam Angka: Punya Pengalaman di Final Piala Dunia 2010, Kandidat Kuat Jadi Pelatih Anyar Timnas Indonesia
• 19 jam lalubola.com
thumb
Kunjungi Pakistan, Presiden Prabowo Dikawal 6 Jet Tempur
• 1 jam lalujpnn.com
Berhasil disimpan.