GenPI.co - Dokter Spesialis Anak lulusan Universitas Gadjah Mada dr Devie Kristiani membagikan tips mencegah Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada anak.
Devie mengatakan ADB bisa berpengaruh pada perkembangan saraf dan otak anak. Sedangkan gejalanya pun sering tidak disadari orang tua.
“Anemia defisiensi besi tidak hanya mengenai kurang darah. Namun juga bisa berdampak pada perkembangan saraf dan otak anak,” katanya dikutip dari Antara, Kamis (11/12).
Wanita yang praktik di RS Bethesda Yogyakarta itu mengungkapkan gejala anemia pada anak bisa dilihat melalui wajahnya yang terlihat pucat, mudah lelah, lesu, dan kurang aktif.
Sejumlah gejala lain yakni berat badan sulit naik, pertumbuhan terlambat, nafsu makan menurun, serta kebiasaan makan benda bukan makanan semisal es batu.
Sedangkan penyebanya bisa karena asupan makanan rendah zat besi, penyerapan zat besi kurang optimal, hingga kehilangan darah karena infeksi kronis.
Kelompok anak yang berisiko tinggi mengalami ADB ini di antaranya bayi prematur, anak dengan ibu mengalami anemia saat hamil, dan anak yang konsumsi MPASI rendah zat besi.
Devie menyebut anak dengan ADB berisiko punya skor kognitif, kemampuan psikomotor, dan konsentrasi lebih rendah dibanding mereka yang kadar zat besinya cukup.
Dia mengungkapkan ADB ini bisa diatasi dan dicegah dengan berbagai cara. Salah satunya mengombinasikan makanan sumber zat besi dengan sumber vitamin C.
Makanan tersebut yakni jeruk, stroberi, tomat untuk meningkatkan penyerapan. Kemudian pemberian suplementasi zat besi sesuai rekomendasi tenaga kesehatan.
Cara lainnya yaitu mengurangi konsumsi teh, kopi, atau cokelat bersamaan dengan waktu makan, memastikan kecukupan nutrisi, dan rutin memantau kecukupan nutrisi anak. (ant)
Heboh..! Coba simak video ini:




