Misi Jepang untuk ASEAN menggelar acara "Experience Japanese Food Culture" yang digelar di Sekretariat ASEAN pada Selasa (9/12). Dalam acara kali ini, Misi Jepang untuk ASEAN membawa matcha untuk diperkenalkan kepada publik Indonesia.
Duta Besar Jepang untuk ASEAN Yonetani Koji berharap selain memperkenalkan budaya Jepang lewat matcha, produk teh hijau asal Jepang ini bisa diperkenalkan ke bidang-bidang yang mendukung ekonomi, pariwisata, dan aktivitas sehari-hari masyarakat di ASEAN.
"Jadi matcha itu sebenarnya produk yang sangat spesial dan limited dari Jepang. Sebenarnya bukan hanya matcha, banyakp produk-produk lain dari Jepang dan ASEAN tentunya saya yakin punya produk spesial dan khusus. Jadi kami berharap dengan acara ini ada saling pengertian mengenai kelebihan produk negara masing-masing," kata Yonetani, dikutip Kamis (11/12).
Yonetani mengaku masih belum bisa memprediksi apakah matcha ke depan akan masih menjadi tren. Apalagi, Jepang sendiri kekurangan produk matcha.
"Sangat sulit dijawab secara pasti dan sangat sulit diprediksi. Sebenarnya Jepang sendiri sedang mengalami kekurangan produk matcha, jadi sedang berusaha menambah produsen matcha. Dan sebenarnya Jepang ingin juga mengenal produk-produk yang bagus dari negara-negara ASEAN," ungkapnya.
Matcha, lanjut Yonetani, tidak hanya dinikmati dengan cara tradisional tapi juga dengan cara modern yang inovatif seperti matcha latte, kue matcha, hingga cokelat matcha. Ia menyebut matcha tidak hanya disukai warga di Jakarta, tapi juga di belahan dunia lainnya.
"Kita dapat menikmati matcha tak hanya dengan cara tradisional, tapi juga dengan cara modern yang inovatif seperti matcha latte, kue matcha, atau cokelat matcha. Popularitas (matcha) mungkin mengikuti popularitas makanan Jepang yang semakin populer," jelasnya.
Cara tradisional untuk menikmati matcha adalah lewat upacara minum teh Jepang atau Sado/Chado. Yonetani mengatakan ada makna tersendiri dari Sado/Chado.
"Sado mewakili semangat menghormati sesama dengan membagikan momen damai di ruangan yang sama antara semua yang berpartisipasi dalam upacara minum teh. Ketika para panglima perang memasuki ruangan untuk upacara minum teh, mereka menempatkan pedang di luar pintu masuk," ujarnya.
"Saya yakin bahwa semangat Sado, Jalan Teh, memiliki kesamaan visi yang kita bagi di antara ASEAN dan para mitranya, yaitu keinginan untuk berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran di kawasan ini dan sekitarnya," pungkasnya.

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5437042/original/044595900_1765195236-Timnas_Indonesia_U-22_vs_Filipina_U-22-6.jpg)



:strip_icc()/kly-media-production/medias/5440254/original/014080000_1765427607-bojan.jpg)