jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan dr. Benjamin Paulus Octavianus hadir meninjau pelaksanaan acara, mengikuti seminar, serta berkeliling ke berbagai booth peserta dalam penyelenggaraan ISWAM 2025.
Kehadiran Wamenkes memberikan motivasi moral yang kuat bagi para pelaku industri estetika medis, skincare, alat kesehatan, teknologi anti-aging, hingga distributor alat-alat medis.
BACA JUGA: Wamenkes Apresiasi Kongres UAA, Tekankan Pentingnya Perkembangan Operasi Telerobotik di Indonesia
Manager PT Pharmindo Rimpang Kokoh Andreas Takarianto menyebutkan bahwa dukungan tersebut sangat berarti.
“Ini memberikan dorongan tersendiri karena kami bisa merasakan kehadiran pemerintah dalam mendukung perkembangan industri estetika dalam negeri,” ujar Andreas dalam keterangannya, pada Rabu (10/12).
BACA JUGA: Wamenkes Dante Ungkap 5 Hipotesis Penyebab Hepatitis Akut Misterius
ISWAM 2025 sendiri diikuti lebih dari 200 pakar internasional dan delegasi dari 44 negara, menjadikannya salah satu forum estetika medis terbesar di Asia.
Sementara itu, Presiden ISAM dr. Teguh Tanuwidjaja menegaskan bahwa 2025 merupakan tahun paling progresif bagi ISAM, seiring bertambahnya negara Presidency menjadi 44.
BACA JUGA: Banyak Rakyat Berobat ke Luar Negeri, Wamenkes: Kita Kehilangan USD 11,5 Miliar
Di bawah kepemimpinannya, ISAM menetapkan empat agenda strategis, yakni implementasi ISWAM di seluruh negara presidency, penyetaraan Credit Units yang mengikuti standar CME/CPD, program pertukaran profesor internasional, hingga ekspansi National Chapters ISAM ke tingkat regionalz
Rangkaian agenda itu memperkuat posisi Indonesia sebagai penggerak standar global estetika dan anti-aging.
“ISWAM 2025 juga mencatat tingginya minat peserta pada program edukasi seperti Cadaver Dissection, Anatomy Lab, Live Injection Demo, serta sesi teknologi estetika terkini,” kata dr Teguh.
ISWAM tahun ini juga dihadiri oleh sejumlah duta besar negara sahabat antara lain Dubes Malaysia, Dubes Serbia, Dubes Ekuador, dan Dubes Uruguay.
Kehadiran mereka membuka peluang kolaborasi baru di bidang pendidikan medis, riset, hingga industri estetika.
“Perhatian para diplomat tersebut menunjukkan bahwa standar kompetensi estetika yang dikembangkan ISAM dipimpin Indonesia mulai menjadi acuan global,” tuturnya.
Indonesia Menuju Hub Estetika dan Health–Aesthetic Tourism Asia
PERDESTI memperkuat ekosistem melalui kurikulum berbasis evidence-based medicine dan pelatihan kompetensi nasional.
Ketua Umum PERDESTI Hendry Hartono menegaskan pentingnya peningkatan keterampilan dokter untuk menghadapi persaingan internasional.
Dalam sesi ilmiah, dr. Teguh menilai Indonesia memiliki peluang besar memimpin sektor health–aesthetic tourism di Asia.
?“Indonesia siap bersaing dengan Korea, Thailand, dan Vietnam karena kita punya keunggulan medis, budaya, dan kekuatan riset,” tambahnya. (mcr4/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi


