PEMERINTAH memulai pembangunan ulang pondok pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang sempat ambruk pada September 2025 lalu. Adapun, pembangunan itu ditarget rampung pada Juni 2026.
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pun melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking sebagai simbol dimulainya pembangunan. Cak Imin menyebut groundbreaking ini bukan sekadar seremoni, tetapi momentum untuk memperbaiki kualitas infrastruktur pesantren.
"Ini menjadi momentum kita untuk muhasabah, evaluasi, kegotongroyongan, dan kebersamaan dalam upaya mewujudkan sistem pendidikan yang utuh menyeluruh, termasuk menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai buat para santri-santri kita," kata Cak Imin, di Sidoarjo, Kamis (11/12).
Lokasi pembangunan gedung baru Ponpes Al Khoziny tidak jauh dari lokasi bangunan yang ambruk. Adapun, rekonstruksi Ponpes Al Khoziny dirancang menjadi komplek pendidikan baru dengan asrama dan ruang pendidikan lima lantai serta masjid empat lantai di atas lahan sekitar 4.100 meter persegi. Pembangunan akan dikerjakan kontraktor melalui penunjukan Kementerian PUPR. Seluruh dokumen teknis, termasuk perizinan PBG, sudah rampung.
Sebagai informasi, pembangunan ulang pesantren itu dilakukan setelah Presiden Prabowo mengarahkan pembentukan Satgas Renovasi dan Rekonstruksi Bangunan Pesantren pada 5 Oktober 2025. Satgas ini bertugas merehabilitasi seluruh pesantren, dengan langkah awal berupa audit menyeluruh terhadap kelayakan bangunan. Audit dilakukan pada 80 pesantren di 9 provinsi, mulai dari Aceh, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, hingga Sulawesi Selatan.
Per 6 November 2025, audit telah dilakukan pada 19 pesantren di 18 kabupaten/kota, mencakup total 431 unit bangunan. Hasilnya menunjukkan kondisi bangunan pesantren secara nasional masih jauh dari aman, hanya 6 persen bangunan yang memenuhi standar keandalan struktur, hanya 5% memenuhi standar arsitektur dan jalur evakuasi, tidak ada bangunan yang memenuhi standar keselamatan MEP terhadap bahaya kebakaran, dan hanya 3% yang memenuhi standar keselamatan petir dan kelistrikan. Temuan ini menjadi landasan pemerintah untuk bergerak cepat memperbaiki infrastruktur pesantren, yang salah satunya diwujudkan melalui rekonstruksi Al-Khoziny.
“Pak Presiden memerintahkan saya untuk melakukan langkah cepat dan efektif agar kesalahan masa lalu tidak terulang,” kata Cak Imin. Ia juga menekankan bahwa pesantren memiliki sejarah panjang dalam pendidikan dan perjuangan bangsa.
Ia menyebut Presiden Prabowo memiliki komitmen tinggi karena pesantren sejak dulu menjadi penopang perjuangan dan moral masyarakat. “Pak Prabowo sering cerita, zaman perang kalau mau berangkat pasti ke pesantren dulu golek (mencari) jimat,” ujarnya berseloroh.
Ia meminta para santri terus belajar dan menjadikan kehidupan sebagai laboratorium nyata untuk memahami perubahan. “Kadang-kadang yang viral dianggap benar. Tantangan ini harus dijawab santri dengan ilmu,” katanya.
Ia menambahkan bahwa santri masa depan harus mampu membawa kemakmuran bagi masyarakat. “Kalian bukan hanya harus alim, tapi juga membawa kemakmuran. Kada al faqru ayyakuna kufro,” ujarnya.
Pengasuh Pesantren Al-Khoziny KH Abdus Salam Mujib mengapresiasi perhatian pemerintah. Ia menjelaskan bahwa pesantren Al-Khoziny yang berdiri sejak 1917–1918 itu memiliki sejarah panjang, termasuk peran para pendiri yang tergabung dalam Laskar Hizbullah pada masa perjuangan kemerdekaan.
“Pemerintah sangat mencurahkan perhatiannya kepada kami. Kami tak bisa membalas apa pun kecuali doa agar semua langkah pemerintah diridai Allah,” kata KH Abdus Salam. Ia berharap pembangunan ulang ini memperkuat peran pesantren dalam membentuk generasi ulama dan pemimpin bangsa. (E-4)




