FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Insiden kebakaran yang melanda sebuah gedung bertingkat tujuh di Jakarta pada Selasa (9/12/2025) menelan korban jiwa hingga 22 orang.
Jumlah tersebut dipastikan pihak kepolisian setelah proses evakuasi dan identifikasi awal dilakukan.
Kebakaran dikabarkan muncul sekitar pukul 12.15 WITA. Pada saat itu, sejumlah karyawan Terra Drone, perusahaan teknologi drone asal Jepang yang berkantor di gedung tersebut tengah beristirahat makan siang.
Sebagian lainnya sudah meninggalkan lokasi sebelum api membesar.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, mengungkapkan tim laboratorium forensik sudah berada di lokasi untuk mencari penyebab pasti insiden tersebut.
“Tim laboratorium forensik kepolisian telah tiba dan tengah menginvestigasi penyebab kebakaran,” ujar Susatyo, dikutip pada Kamis (11/12/2025).
Ia menambahkan para korban telah dibawa ke Rumah Sakit Polri guna proses identifikasi.
Susatyo menyebutkan adanya baterai drone yang ikut terbakar dalam insiden itu.
Hanya saja, kepolisian belum menyimpulkan apakah komponen tersebut menjadi pemicu utama kebakaran.
Pihak induk usaha Terra Drone Indonesia menyampaikan permohonan maaf atas tragedi ini.
Mereka menegaskan perusahaan sedang mendalami potensi dampak insiden terhadap kondisi keuangan ke depan.
“Kami tengah menginvestigasi bagaimana dampak insiden tersebut pada keuangan kami di masa mendatang,” ucap manajemen Terra Drone dalam keterangan tertulis.
Dalam lima tahun terakhir, Terra Drone Indonesia dikenal aktif menggarap pemetaan udara di berbagai wilayah.
Mulai dari survei areal konsesi perkebunan hingga pemetaan detail untuk peningkatan produksi.
Teknologi mereka memungkinkan pemetaan batas wilayah, pemantauan kualitas tanaman, serta analisis potensi ekspansi lahan secara presisi.
Kontribusi itu membuat Terra Drone menjadi salah satu pemain penting di balik berbagai survei udara perusahaan besar di Tanah Air, meski kiprahnya jarang disorot publik.
Dugaan sementara, kebakaran dipicu korsleting pada baterai litium drone yang tengah diisi daya.
Jenis baterai ini memang dikenal sensitif terhadap panas dan benturan, sehingga membutuhkan prosedur pengisian yang ketat. Di industri drone internasional, kejadian serupa bukan hal baru.
(Muhsin/fajar)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5419256/original/051693400_1763651113-1000246880.jpg)

