Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan komitmennya untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Pernyataan itu disampaikan Putin saat menerima kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, Rabu (10/12) waktu setempat.
"Kami memiliki prospek yang sangat baik di bidang energi, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Saya tahu bahwa negara Anda memiliki rencana seperti itu, dan kami selalu siap membantu," kata Putin kepada Prabowo sebagaimana disaksikan dari tayangan langsung kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan Indonesia sudah memang sudah menerima tawaran kerja sama dari sejumlah negara untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Selain Rusia, negara yang menawarkan kerja sama di antaranya Amerika Serikat, Korea Selatan, Cina, Kanada, Itali, Prancis, dan lain sebagainya.
“(Negara-negara tersebut) berkomunikasi dengan kami, tapi belum pernah ada kesepakatan apapun. Kami tentu menunggu arahan pimpinan,” ucap Eniya kepada Katadata.co.id, Kamis (11/12).
Dia mengatakan, kelanjutan pengembangan nuklir di Indonesia saat ini masih menunggu pengesahan aturan baru, yakni Peraturan Presiden terkait terkait Nuclear Energy Program Implementation Organization (Nepio). Hingga saat ini Indonesia belum memiliki kesepakatan dengan negara manapun terkait pengembangan nuklir.
“Kami menunggu Perpres Nepio disahkan Presiden, (saat ini) Bapak Menteri ESDM sudah paraf,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya.
Nepio adalah tim nasional yang dibentuk untuk mempercepat persiapan dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
“Kami harap segera ditetapkan untuk merealisasikan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) kita,” ujarnya.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) memang masuk dalam RUPTL PT PLN (persero) 2025-2034. Kementerian ESDM sebelumnya menyebut Indonesia akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mulai 2027.
Berdasarkan paparan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, kapasitas PLTN rencananya sebesar 0,5 giga watt atau 500 mega watt. “Lokasinya ada dua, di Sumatra dan satu lagi di Kalimantan,” kata Bahlil dalam konferensi pers, Senin (26/5).
Bahlil mengatakan pemilihan lokasi ini sudah melalui pengecekan kelayakan dan prioritas. Pemilihan lokasi juga sudah melewati kajian mendalam yang dilakukan pemerintah.
Pemerintah saat ini sudah menyiapkan beberapa regulasi terkait PLTN di bawah pimpinan Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi. “Rencana kami di 2032 sudah selesai, pembangunannya empat sampai lima tahun. Jadi mungkin 2027 sudah mulai on kerjanya, tapi kami mulai dengan small (kapasitas kecil) dulu,” ujarnya.




