Jakarta, VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun lebih rendah pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis, 11 Desember 2025. IHSG melemah 0,92 persen atau 80,44 poin terjun ke level 8.620,48.
Berdasarkan pantauan VIVA melalui Stockbit, pergerakan IHSG sempat tembus level 8.776 hingga terjungkal ke level 8.560 lalu perhalan menguat (rebound) jelang penutupan. Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp 31,88 triliun dengan frekuensi transaksi sebanyak 3,6 juta.
Sektor non-siklikal mengalami penurunan tertinggi sebesar 0,74 persen. Sektor kesehatan melemah 0,52 persen, sektor teknologi menyusut 0,27 persen, sektor energi merosot 0,25 persen, sektor keuangan terkoreksi 0,15 persen dan sektor siklikal turun 0,12 persen.
Meski IHSG anjlok, beberapa sektor saham kinclong dipimpin penguatan sektor properti sebesar 1,88 persen. Selanjutnya sektor industri naik 0,54 persen, sektor bahan baku melonjak 0,18 persen, sektor trasnportasi melambung 0,11 persen dan sektor infrastruktur naik tipis 0,06 persen.
- vstory
Tim Analis Phintraco Sekuritas mengatakan, pelemahan IHSG antara lain disebabkan aksi jual setelah Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) seperti yang diperkirakan pasar.
Memasuki periode penawaran umum PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) yang banyak diminati investor juga disinyalir mendorong terjadinya aksi ambil untung (profit taking) karena investor membutuhkan likuiditas untuk ikut serta dalam IPO tersebut.
"Perkiraan bahwa The Fed berpotensi hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak satu kali pada tahun 2026, cenderung mengecewakan harapan pasar yang sebelumnya mengharapkan akan terjadi penurunan suku bunga sebanyak 2-3 kali pada tahun depan," lanjut Tim Analis Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya, Kamis, 11 Desember 2025.
Secara teknikal, Tim Analis Phintraco Sekuritas melihat MACD membentuk Death Cross yang mengindikasikan potensi pelemahan indeks masih berlanjut. Hal ini juga ditopang oleh Stochastic RSI yang mengarah ke bawah di area pivot serta volume jual yang relatif besar.
"IHSG juga ditutup di bawah level MA5, namun masih bertahan di atas level MA20," imbunya.
Berikut tiga emiten yang membukukan lompatan harga tertinggi di Stockbit.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Saham BUMI melonjak dua digit sebesar 10,43 persen atau 34 poin menjadi 360.





