Rapat pleno PBNU yang sedianya digelar Kamis siang, 11 Desember 2025, di Gedung PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, berubah menjadi rapat koordinasi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, setelah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar tidak hadir dalam forum tersebut.
Gus Yahya menjelaskan bahwa ketidakhadiran Rais Aam membuat pleno tidak bisa dilanjutkan.
“Nah, seperti saya sampaikan, sudah ada 78 personel yang hadir. Tetapi kemudian, setelah kita tunggu, ternyata Rais Aam, KH. Miftachul Akhyar tidak hadir bersama kita,” kata Gus Yahya di Gedung PBNU, Kamis (11/12).
Ia menegaskan, sesuai aturan organisasi, rapat pleno hanya bisa digelar bila dipimpin bersama Ketua Umum dan Rais Aam.
“Nah, oleh karena itu, maka tidak mungkin digelar pleno. Karena menurut ketentuan, pleno itu harus dipimpin bersama-sama oleh Rais Aam dan Ketua Umum,” ujarnya.
Gus Yahya menjelaskan ada dua syarat penting dalam penyelenggaraan pleno. Selain itu, rapat harus dihadiri oleh Rais Aam dan Ketum PBNU.
Bila tak terpenuhi, pleno tidak bisa diteruskan. Menurutnya, seluruh peserta yang hadir sepakat mengubah pertemuan tersebut menjadi rapat koordinasi dengan fokus penanggulangan bencana.
“Dan kesepakatan dari forum adalah mengubah status pertemuan ini menjadi rapat koordinasi dengan fokus utama pada masalah penanggulangan bencana, dampak bencana alam yang terjadi di berbagai daerah,” ujar Gus Yahya.
Rapat pleno hari ini semestinya membahas tiga agenda utama: evaluasi program, konsolidasi organisasi, dan penanggulangan bencana.
Undangan rapat telah disebarkan melalui surat resmi kepada unsur mustasyar, syuriyah, a’wan, tanfidziyah, ketua lembaga, dan badan otonom PBNU. Disebutkan pula bahwa undangan untuk Rais Aam telah dikirim dan dikonfirmasi secara personal, tetapi hingga rapat dimulai tidak ada konfirmasi kehadiran.
Sebelumnya, Sekjen PBNU Amin Said Husni menyampaikan bahwa rapat pleno ini merupakan forum strategis untuk mengevaluasi program PBNU enam bulanan dan membahas langkah organisasi ke depan.
“Agenda evaluasi program, konsolidasi organisasi, dan penanggulangan bencana,” ujar Amin, Kamis (11/12).
Rapat hari ini mengundang jajaran mustasyar, pengurus harian syuriyah, a’wan, tanfidziyah, serta pimpinan lembaga dan badan otonom NU.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5438881/original/069013900_1765341910-Gubernur_DKI_Jakarta__Pramono_Anung-_10_Desember_2025.jpg)