Di dunia kerja, bukan cuma tugas kantor yang bisa bikin kepala pening, tapi juga rekan kerja toxic. Pusing karena tugas mungkin masih bisa diatasi, karena akan hilang begitu kerjaan beres. Tapi menghadapi rekan kerja toxic nggak semudah itu.
Kehadiran mereka ibarat musik tetangga yang berisik. Walaupun nggak seruangan, tapi tetap mengganggu ketenangan dan bikin kamu jadi emosi.
Di era modern seperti sekarang, rekan kerja yang kerap merugikan orang lain banyak ditemukan. Bahkan, sejumlah member teman kumparan pun mengaku pernah mengalami problem ini.
“Pernah (punya rekan toxic), kalau di kantor suka bikin blok-blok atau geng-geng sendiri supaya ngejauhin individu tertentu yang gak sesuai sama keinginannya,” ungkap Ari Anjani (34).
Renoadhi Muhammad (30) juga memiliki pengalaman serupa. “Dia suka ngomongin dari belakang, (dan) suka kesel sama orang tanpa sebab. Kalaupun ada sebabnya, tidak mau urus secara langsung, tapi selalu omongin dari belakang,” katanya.
Lantas, gimana cara teman kumparan menangani rekan kerja toxic seperti itu? Yuk, simak cerita pengalaman mereka di bawah ini.
Tips Menghadapi Rekan Kerja ToxicDalam menghadapi rekan kerja toxic, Renoadhi selalu berupaya untuk tetap profesional. Dia nggak membalas kelakuan orang itu dengan hal-hal buruk. Sebaliknya, sikapnya tetap biasa saja sambil menarik jarak agar nggak tercipta konflik.
“Aku handle dengan cara tetap profesional, nggak balas dengan cara yang sama, dan lebih banyak jaga jarak,” ucapnya.
Renoadhi sadar kalau untuk tetap profesional terhadap orang yang ngeselin itu hal sulit. Karena itu, ia mengingatkan untuk memegang teguh prinsip dikotomi kontrol dalam stoikisme.
Prinsip itu menekankan bahwa kamu nggak bisa mengontrol hal-hal di luar kendalimu, termasuk sikap rekan kerja yang toxic. Tapi kamu selalu bisa mengontrol hal-hal yang ada dalam kendalimu, kayak respons terhadap orang toxic itu.
“Kita nggak bisa kontrol orang lain, tapi bisa kontrol respons kita. Jadi jangan biarkan toxic vibes mereka ngerusak mood kerja,” ujarnya.
Ari Anjani juga menganut prinsip yang hampir mirip. Ketika menghadapi orang toxic, dia sebisa mungkin cuek aja. Soalnya, kalau diladeni justru bisa menciptakan drama berjilid-jilid.
“Biarin aja, karena kalau dilawan malah bikin dia makin seneng. Kalau dicuekin, dia lama-lama bakal bosen dan paham kalau itu gak ngaruh ke kita,” kata Ari.
Ari juga menekankan untuk membuat boundaries atau batasan yang jelas ke orang lain. Jangan takut menolak permintaan atau perintah rekan yang nggak ada hubungannya dengan pekerjaan.
“Tipsnya adalah berani buat gak disukai, berani untuk katakan tidak dan berani untuk mengambil keputusan,” pesannya.
teman kumparan Lovita Siregar (27) juga menganggap pentingnya membuat boundaries di kantor. Dengan begitu, orang-orang toxic nggak akan memperlakukanmu dengan semena-mena.
“Bikin batasan yang sehat, dan cari support dari tim lain atau atasan kalau situasi makin berat,” ucap Lovita.
Nikmati serunya sharing hal-hal seru dengan ribuan teman baru di komunitas teman kumparan. Klik kum.pr/temankumparan


/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F12%2F15%2Fadb26e9c-0f95-4136-89c8-bc99f1588411_jpg.jpg)

