Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao meminta agar Thailand dan Kamboja membuka ruang dialog dan diplomasi dalam mengatasi konflik yang terjadi di perbatasan kedua negara. Hal ini disampaikan Xanana saat menyampaikan pidato politik perdana sebagai negara anggota ke-11 ASEAN.
"Prioritas utama saat ini adalah melindungi warga sipil dan mencegah pengungsian lebih lanjut, sambil menciptakan ruang dialog dan diplomasi," kata Xanana di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (11/12).
Xanana menegaskan konflik antara Thailand dan Kamboja tidak boleh dibiarkan memburuk, dan malah mengalihkan agenda besar ASEAN.
"Kawasan kita tidak boleh membiarkan konflik ini semakin memburuk atau mengalihkan kita dari agenda bersama tentang integrasi, pembangunan, dan stabilitas. Inilah mengapa ASEAN harus tetap teguh dan proaktif," ungkapnya.
Xanana menegaskan ASEAN harus melakukan segala upaya untuk mendukung upaya efektif menghentikan eskalasi konflik dan negosiasi harus menjadi solusi jangka panjang.
"Meskipun ada Kesepakatan Perdamaian Kuala Lumpur pada Oktober 2025, perdamaian terbukti rapuh. Dalam momen seperti ini, prinsip utama ASEAN harus membimbing kita," ujarnya.
"Kami mendesak kedua pemerintah untuk menahan diri dan kembali pada dialog lewat saluran bilateral dan mekanisme ASEAN, sesuai dengan Piagam ASEAN dan Treaty of Emitting Cooperation," pungkasnya.
Konflik Thailand-Kamboja semakin memanas pada pekan ini. Thailand meluncurkan serangan ke Kamboja, menyebutnya sebagai serangan balasan karena Kamboja menyerang duluan.
Warga sipil di Kamboja dan prajurit di Thailand tewas dalam serangan yang telah memasuki hari keempat. Ratusan ribu orang di perbatasan diminta untuk mengungsi ke tempat yang aman.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5440861/original/098251200_1765446271-michael.jpg)


