Wulan Guritno Produseri Film Malam 3 Yasinan, Gandeng Shalom Razade Jadi Pemeran Utama

grid.id
10 jam lalu
Cover Berita

Grid.ID – Aktris sekaligus produser kenamaan Indonesia, Wulan Guritno, membawa kabar gembira bagi para pencinta film Tanah Air. Ditemui di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12/2025), Wulan mengungkapkan rencana besar rumah produksinya, Alkimia, untuk kembali aktif berkarya setelah sempat vakum cukup lama.

Dalam kesempatan tersebut, Wulan menceritakan kerinduannya untuk kembali memproduksi film, khususnya yang bergenre horor, serta komitmennya untuk mengangkat talenta-talenta muda berbakat.

Wulan mengakui bahwa rumah produksinya sudah cukup lama tidak menelurkan karya baru. Kesibukan di bidang lain menjadi alasan utama mengapa Alkimia sempat "terbengkalai". Namun, tahun 2025 ini menjadi titik balik bagi Wulan dan timnya.

"Iya, kalau untuk film horor, sebenarnya udah lama ya. Terakhir tuh 2017, yaitu film I Am Home," ujar Wulan Guritno di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan pada Kamis (11/12/2025).

Ia menyadari jeda waktu yang cukup panjang dari film terakhirnya hingga sekarang. Namun, Wulan menegaskan bahwa mulai saat ini, ia berjanji untuk lebih produktif dalam menghasilkan karya-karya film berkualitas.

"Dan memang karena kesibukan yang lain, terbengkalai yang ini ya. Tapi mulai dari Malam Tiga Yayasan ini, kita janji untuk produktif. Amin ya," tambahnya.

Mengenai pendanaan, Wulan memberikan sinyal positif. Ia menyebutkan bahwa dukungan dari investor sudah tersedia untuk proyek-proyek selanjutnya.

"Kalau selalu lampu hijau, tergantung investor juga ya. Investornya tuh ada sebenarnya di belakang. Dengar ya, pesan-pesan. Di leg kedua udah siap loh," candanya.

Meski kembali dengan genre horor, Wulan menegaskan bahwa Alkimia tidak ingin membuat film yang asal seram. Bagi ibu dari Shaloom Razade ini, kekuatan cerita adalah segalanya. Ia tidak ingin terjebak pada tren horor yang hanya menjual ketakutan tanpa isi yang kuat.

"Intinya apapun itu genrenya, yang tetap pengin kita jaga di Alkimia adalah kekuatan dari cerita itu sendiri. Jadi termasuk di film horor ini, tetap kita mengedepankan kekuatan dari cerita itu. Jadi genre horor lebih tepatnya," jelas Wulan.

 

Salah satu ciri khas Alkimia yang dibanggakan Wulan adalah keberaniannya memberikan ruang bagi sineas baru. Wulan mengenang perjalanan rumah produksinya yang selalu menjadi batu loncatan bagi sutradara-sutradara yang kini telah memiliki nama besar.

"Selalu kalau dilihat dari perjalanan Alkimia ya, walaupun jaraknya selalu terbentang jauh dari satu film ke film lain. Yang pertama tahun 2012, film Dilema. Terus 2017. Ini 2025 baru ada lagi ya kan? Tapi yang penting Alkimia ada," tuturnya.

"Nah, biasanya sutradara-sutradaranya kalau diperhatikan itu selalu sutradara muda berbakat. Ya waktu itu di Dilema, semuanya belum ada nama, ya cuma pertama kali Robert Ronny, film pertama Robbie Ertanto, dan lainnya," lanjutnya.

Wulan juga menyinggung film I Am Hope yang disutradarai oleh mantan suaminya. Ia menegaskan bahwa pemilihan sutradara maupun pemain di Alkimia didasarkan pada bakat, bukan karena hubungan kekerabatan atau KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).

"Yang kedua I Am Home, bekas suami saya. Pertama kali saya kasih kesempatan buat sosok bikin talent, silakan, berbakat. Kita harus akui berbakat. Bagus enggak filmnya? Itu dua film masih ada di Netflix," kata Wulan.

Hal yang sama juga ia terapkan pada anaknya yang ikut bermain dalam proyek terbaru ini. "Ini juga anak main di film Mama bukan karena KKN, nanti ceritain. Takut mulut netizen nanti," ujarnya sambil tersenyum.

Untuk proyek terbarunya ini, Wulan memperkenalkan seorang sutradara muda perempuan bernama Yani. Wulan menceritakan keunikan Yani yang sudah dikenalnya sejak kecil. Menurut Wulan, Yani memiliki ketertarikan yang sangat besar terhadap hal-hal yang berbau horor dan menyeramkan.

"Dan termasuk Yani di sini dia masih muda, perempuan, senangnya horor. Pokoknya aku kenal Yani dari kecil. Senangnya setan, loh. Enggak tahu kenapa ya itu dari tadi. Jadi senangnya tuh sesuatu yang gore, thriller, yang seram-seram, yang menakutkan, yang membuat kita ketakutan lah ya," cerita Wulan.

Kolaborasi ini bermula ketika Yani yang sudah beranjak dewasa mendekati Wulan dengan sebuah ide cerita. Wulan merasa visi yang dibawa Yani sangat menarik dan serius.

"Sampai akhirnya Yani tumbuh dewasa... Yani approach ke kita, pengin dia bikin film begini bareng kakak-kakak. Terus aku melihat vision-nya Yani juga keren, dan aku melihat Yani itu very serius. Dia benar-benar details dan she knows what she wants. Jadi akhirnya kita ambil kesempatan itu untuk bekerja sama sama Yani," ungkapnya. (*)

 

Artikel Asli


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kelangkaan Solar Makin Meluas di Batam, Pertamina Percepat Distribusi
• 11 jam lalubisnis.com
thumb
Manuver Baru Indointernet (EDGE) di Tengah Gempuran Bisnis Data Center
• 22 jam lalukatadata.co.id
thumb
Dua Puskesmas terdampak Banjir Padang kembali layani warga
• 5 jam laluantaranews.com
thumb
Manfaat Lari untuk Perempuan, Beda Gak Sih dengan Laki-laki?
• 11 jam laluviva.co.id
thumb
Dokumenter One Direction Terancam Batal akibat Zayn Malik dan Louis Tomlinson Berkelahi
• 11 jam lalutabloidbintang.com
Berhasil disimpan.