FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jumlah korban meninggal akibat bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) terus meningkat. Kini mendekati angka seribu orang.
Mengacu data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (11/12), jumlah korban meninggal kini dilaporkan telah mencapai angka 990 orang.
Update terbaru mengenai jumlah korban meninggal itu setelah pada Kamis (11/12) Tim SAR Gabungan berhasil menemukan 21 jenazah. Selain korban meninggal, ratusan orang lainnya dilaporkan masih hilang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari menyampaikan bahwa 990 korban itu tersebar di 3 provinsi.
Rinciannya 407 korban meninggal dunia ditemukan di Aceh, 343 korban meninggal dunia ditemukan di Sumut, dan 240 korban meninggal dunia ditemukan di Sumbar. Tidak hanya korban meninggal dunia, BNPB juga memperbarui data korban hilang. Kini angkanya sebanyak 225 orang.
”Untuk penambahan penemuan jasad korban yang paling banyak itu di Aceh, sebanyak 16 jiwa. Ini persisnya di Kabupaten Aceh Utara. Kemudian di Sumatera Utara itu bertambah 3 jiwa jasad yang ditemukan di Tapteng, Tapsel, dan Sibolga, masing-masing 1 jenazah. Kemudian di Sumatera Barat 2 jenazah dan ini masih dalam proses identifikasi,” terang Abdul Muhari.
Informasi tersebut disampaikan oleh BNPB melalui keterangan pers yang disampaikan secara dalam jaringan (daring) oleh Abdul Muhari. Dalam kesempatan itu, dia turut membeber jumlah pengungsi saat ini. Angkanya masih sangat tinggi. Yakni sebanyak 884.889 jiwa. Sebagian besar pengsungi tersebut berada di wilayah Aceh.
”Untuk jumlah pengungsi, dari 894.501 jiwa per kemarin 10 Desember 2025 menjadi 884.889 jiwa, artinya berkurang lebih kurang sebanyak 9.612 jiwa,” terang dia.
Meski begitu, Abdul Muhari memastikan bahwa logistik dan bantuan untuk korban bencana di Aceh masih tersedia. Sampai siang tadi jumlah total bantuan yang masuk sejak 28 November sebanyak 498 ton. Dari angka itu, 351,4 ton sudah terdistribusi ke berbagai daerah terdampak bencana melalui jalur darat, udara, maupun laut.
”Sehingga stok (bantuan) yang juga masih terus didistribusikan baik itu via darat, laut, maupun udara itu 147,3 ton,” jelasnya.
Walau sempat muncul kabar burung mengenai hilangnya bantuan sebanyak 80 ton di wilayah Bener Meriah, BNPB maupun petugas gabungan di lapangan menyatakan bahwa bantuan untuk korban bencana tidak henti disalurkan. Fokus pemerintah saat ini adalah membantu korban dengan cepat dan tepat. Termasuk mendistribusikan bantuan yang dibutuhkan. (fajar)





