jpnn.com - JAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang KH Abdussalam Shohib mendorong digelarnya Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk menyelesaikan kegaduhan di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU saat ini.
"MLB solusi untuk mengakhiri perbuatan syubhat yang memenuhi unsur pelanggaran berat oleh para mandataris, dan mencabut mandat. Dan, MLB menjadi mekanisme konstitusional, elegan, dan bermartabat untuk menyelesaikan geger PBNU," ujarnya, Kamis (11/12).
BACA JUGA: Gus Yahya Bicara soal Konsesi Tambang yang Jadi Masalah di PBNU
Menurut Gus Salam sapaan akrab KH Abdussalam Shohib, ada dua kaidah fiqhiyyah yang perlu direfleksikan dalam memahami geger PBNU saat ini, yakni kaidah "alhalalu bayyinun wal haromu bayyiunun" dan kaidah "alhuduudu tasquthu bis syubuhaati".
"Kaidah yang didasarkan salah satu hadis bahwa sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat atau samar yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia," katanya.
BACA JUGA: Rais Aam tidak Hadir, Rapat Pleno PBNU Kubu Gus Yahya Batal
Gus Salam menilai keributan di PBNU saat ini akan berkepanjangan karena masing-masing pihak akan meruncingkan dan menajamkan masalah yang dipertentangkan berdasar cara pandangnya.
"Saya sendiri sejak awal adalah pengusung pasangan mandataris Muktamar ke-34 NU di Lampung, teriring harapan jam’iyyah Nahdlatul Ulama menjadi hebat dengan harkat keluhurannya memasuki abad ke-2. Namun, konstruksi dan penyelenggaraan PBNU selanjutnya dibangun di atas landasan serta jiwa yang rapuh dan penuh prasangka," tuturnya.
BACA JUGA: Pecah!!! Rapat Pleno PBNU Sultan Dianggap Tidak Sah
Gus Salam melihat geger besar PBNU bermula dari keputusan rapat syuriyah PBNU yang menilai Ketum KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya melakukan pelanggaran berat yang merusak muruah.
"Terhadap keputusan rapat pleno yang dilaksanakan oleh Syuriyah PBNU, Rais Aam, KH Miftachul Akhyar sebagai pimpinan tertinggi jam’iyyah dan KH Zulfa Musthofa, penerima mandat keputusan rapat pleno sebagai Penjabat Ketua Umum PBNU terindikasi melakukan tindakan syubhatut thorieq. Terlebih, kualitas penyelenggara dan kepesertaan rapat pleno memiliki legitimasi yang tidak maksimal," kata Gus Salam.
Gus Salam menilai KH Miftachul Akhyar berlebihan, melakukan kekeliruan yang tidak disadari, sedangkan Kiai Zulfa Musthofa menerima mandat keputusan rapat pleno yang dianggap sah, padahal mekanismenya kurang legitimate.
"Keduanya melakukan tindakan atas dasar mekanisme yang tidak shorih diatur dan tidak tegas dijabarkan dalam ART dan Peraturan NU. Sehingga, berada antara mekanisme yang boleh dilakukan dan terlarang dilakukan," ujarnya.
"Jadi, saya memandang PBNU 2021-2026 telah banyak melakukan tindakan syubhat yang semestinya dihindari, tetapi justru dilakukan," imbuh Gus Salam.
Dia pun menyebut solusi dari permasalahan PBNU itu ialah MLB.
"MLB menjadi mekanisme konstitusional, elegan, dan bermartabat. Kunci utama penyelesaian ialah bersama pemilik mandat jam’iyyah, yakni para ulama-kiai pondok pesantren yang diwakili oleh struktur NU di PC-PWNU, tersebar se-Indonesia. Mereka harus segera mengusulkan Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk mengakhiri perbuatan syubhat yang memenuhi unsur pelanggaran berat oleh para mandataris, dan mencabut mandat," katanya.
Gus Salam pun mewanti-wanti agar jangan melibatkan pemerintah dengan cara saling berebut pengakuan melalui selembar kertas penetapan hukum administrasi negara.
"Sebaliknya, pemerintah jangan melibatkan diri terlalu dalam untuk penyelesaian masalah internal Nahdlatul Ulama," katanya. (*/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelas! PBNU Terbagi 2 Kelompok, Kramat Vs Sultan
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan


/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fphoto%2Fori%2F2019%2F11%2F16%2Fc6d6fc18-834f-40e9-98fc-8d313bdf8d2d.jpg)