BANGKOK, KOMPAS.TV - Militer Thailand dan Kamboja saling berbalas serangan di tengah memanasnya konflik kedua negara pada Kamis (11/12/2025). Kedua negara sama-sama menuduh tetangganya melanggar perbatasan di wilayah sengketa.
Baku tembak Thailand dan Kamboja pecah usai bentrokan skala kecil melukai dua tentara Thailand di perbatasan pada Minggu (7/12/2025). Bentrokan tersebut secara efektif mengacaukan gencatan senjata yang ditandatangani pada Juli lalu.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maluy Socheata, menuduh Thailand melanggar hukum internasional karena menerjunkan persenjataan berat dan pasukan untuk "merong-rong teritori Kamboja."
Socheata menyatakan tiga jet tempur Thailand mengebom wilayah perbatasan pada Kamis. Otoritas Kamboja menyatakan serangan Thailand telah menewaskan 11 warga sipil dan melukai 74 orang.
Baca Juga: AS Bertindak Usai Pertempuran Thailand-Kamboja Meletus, Minta Deeskalasi Sesuai Kesepakatan Damai
Sementara itu, militer Thailand menyatakan serangan udara tersebut adalah balasan atas serangan artileri Kamboja pada Rabu (10/12/2025) malam.
Juru bicara Angkatan Udara Thailand, Marsekal Jackkrit Thammavichai, menegaskan pihaknya akan meneruskan operasi serangan udara hingga Kamboja "berhenti mengancam kedaulatan, keamanan, dan keselamatan rakyat Thailand."
Pihak Thailand menyatakan serangan Kamboja menewaskan sembilan tentaranya sejak Senin (8/12/2025).
Otoritas Thailand juga menyebut empat warga sipil meninggal dunia, tetapi bukan karena dampak langsung konflik.
Thailand dan Kamboja terlibat sengketa perbatasan akibat peta buatan Prancis saat menjajah Kamboja pada 1907.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press
- thailand serang kamboja
- konflik thailand kamboja
- sengketa perbatasan
- donald trump
- gencatan senjata thailand kamboja



:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408239/original/081353300_1762767416-Polisi.jpg)
