China dan Uni Eropa kembali melanjutkan negosiasi terkait rencana penerapan harga minimum untuk mobil listrik buatan China. Hal itu dilakukan sebagai upaya meredakan ketegangan dagang yang meningkat sejak adanya tarif tambahan di 2024.
Kementerian Perdagangan China menyatakan pembicaraan telah dimulai kembali dalam beberapa hari terakhir dan akan berlanjut hingga pekan depan. Beijing juga mendesak mitra dagangnya itu untuk tidak melakukan dialog terpisah dengan produsen kendaraan listrik dalam proses tersebut.
Baca Juga: Enam Tanda-Tanda Saatnya Ganti Mobil Baru
“China menyambut komitmen baru mereka untuk memulai kembali negosiasi price undertaking dan menghargai kembalinya upaya penyelesaian perbedaan melalui dialog,” kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan, He Yadong, dilansir Jumat (12/12).
China selama ini menegaskan bahwa daya saing produsen mobil listriknya lebih kuat daripada industri otomotif dari Eropa. Beijing terus mendorong penerapan skema harga minimum sebagai alternatif dari tarif tambahan yang dikenakan oleh Uni Eropa.
Diketahui, Uni Eropa pada tahun lalu menyetujui tarif tambahan untuk mobil listrik dari negara tersebut hingga 45,3%. Komisi Eropa menyimpulkan bahwa produsen mendapat subsidi yang berpotensi menciptakan kelebihan pasokan di Eropa.
Baca Juga: Rano Karno sebut Puluhan Korban Tertabrak Mobil Pengantar MBG Tidak Ada yang Luka Parah
Namun, Komisi Eropa menyatakan bahwa satu harga minimum tunggal kemungkinan tidak cukup untuk mengatasi dampak subsidi tersebut, terutama karena sebelumnya price undertaking hanya diterapkan pada komoditas homogen, bukan produk kompleks seperti mobil listrik.
