Apa Itu Spinal Neuronavigation? Teknologi Baru untuk Operasi Tulang Belakang

viva.co.id
3 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Perkembangan teknologi kedokteran dalam beberapa tahun terakhir terus membuka peluang baru bagi peningkatan keselamatan dan akurasi prosedur bedah. 

Salah satu inovasi yang kini banyak dibicarakan di dunia medis adalah Spinal Neuronavigation, sebuah teknologi penunjang operasi tulang belakang yang digadang-gadang mampu mengurangi risiko kesalahan tindakan dan mempercepat pemulihan pasien.

Baca Juga :
Menkes Budi Gunadi Pimpin Transformasi Kesehatan, Dorong Pemerataan Dokter Spesialis di KONKERNAS HBTKVI 2025
Bedah dari Jarak 1.200 Km Berlangsung Sukses
Apa Itu Spinal Neuronavigation?

Spinal Neuronavigation adalah teknologi panduan operasi berbasis komputer yang bekerja dengan prinsip menyerupai sistem GPS. Teknologi ini membantu ahli bedah memetakan anatomi tulang belakang pasien secara detail dalam ruang tiga dimensi. 

Data tersebut memungkinkan dokter mengetahui posisi struktur penting—mulai dari tulang, saraf, hingga jaringan sekitarnya—dengan tingkat presisi yang sangat tinggi. 

Dengan visualisasi real-time, Spinal Neuronavigation memandu instrumen bedah agar tepat sasaran, sehingga area sayatan dapat diminimalkan dan risiko komplikasi dapat ditekan. Sistem ini memberi dokter kemampuan untuk “melihat” area operasi secara lebih jelas, bahkan pada ruang yang terbatas sekalipun.

Seiring pesatnya perkembangan teknologi medis, akurasi dan keselamatan pasien menjadi prioritas utama dalam tindakan operasi, khususnya pada kasus bedah saraf. Salah satu terobosan yang diluncurkan oleh Rumah Sakit Jakarta dan menjadi perhatian adalah teknologi baru Spinal Neuronavigation.

dr. Dimas Rahman Setiawan, SpBS, MARS, FTB, FINSS, menjelaskan bahwa operasi tulang belakang memiliki tantangan yang sangat kompleks. Pada kasus seperti Herniasi Nukleus Pulposus (HNP) dan stenosis spinal, area operasi sangat sempit dan berada dekat dengan struktur saraf vital. 

“Dalam paparan presentasinya, ini merupakan kasus yang membutuhkan akurasi tingkat tinggi, dimana area operasi sangat sempit dan berdekatan dengan struktur saraf vital,” ungkap dr. Dimas Rahman Setiawan, di Jakarta, Kamis 11 Desember 2025.

dr. Dimas Rahman Setiawan, SpBS, MARS, FTB, FINSS
Photo :
  • VIVA/Rizkya Fajarani Bahar

Secara mendetail, dr. Dimas memaparkan bahwa teknologi Neuronavigation bekerja layaknya sistem GPS intraoperatif yang memetakan anatomi pasien secara real-time dalam tiga dimensi (3D). 

“Teknologi ini memungkinkan dokter 'melihat' struktur di balik tulang tanpa harus melakukan pembukaan otot yang lebar,” jelas dr. Dimas.

Dengan bantuan neuronavigasi, identifikasi batas tulang dapat dilakukan secara lebih akurat. Teknologi ini membantu dokter menentukan seberapa banyak tulang lamina yang harus diangkat (laminotomi) untuk membebaskan saraf tanpa mengorbankan stabilitas tulang belakang. 

Baca Juga :
Mengenal VELYS Robotic, Teknologi Mutakhir untuk Operasi Lutut
Tak Lazim, 70 Paku Bersarang di Lambung Pria Indramayu
Terungkap Alasan Kenapa Ruang Operasi Sedingin Kulkas

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Rekomendasi 15 Lagu Akhir Tahun yang Paling Hits untuk Mengisi Playlist Kamu
• 21 jam laluinsertlive.com
thumb
Naik Kereta Cepat dapat Diskon Rp25.000 di Promo Whoosh Dealcember, KCIC: Perjalanan 10-15 Desember
• 23 jam lalukompas.tv
thumb
Bedah Editorial MI - Satu Komando Hadapi Perusak Hutan
• 22 menit lalumetrotvnews.com
thumb
Gedungnya Terbakar, Ternyata Terra Drone Pernah Petakan Lahan Sawit di Sumatera
• 20 jam laluviva.co.id
thumb
Perubahan Sikap Nazaellya Diungkap Keluarga Sebelum Tragedi Kebakaran Terra Drone di Kemayoran
• 20 jam laludisway.id
Berhasil disimpan.