Kenalan dengan Rosalia Amalia, Wisudawan Terbaik Fakultas Keolahragaan Unesa

kumparan.com
3 jam lalu
Cover Berita

Perjalanan studi Rosalia Amalia Ayuning Lestari (22) bukan kisah yang mulus. Ia memulainya pada 2021—di tengah pandemi—ketika kuliah daring menjadi satu-satunya cara belajar. Dua semester pertama, ia mengikuti perkuliahan sebagai “angkatan Covid”, duduk berjam-jam di depan layar untuk mempelajari materi olahraga tanpa menyentuh lapangan.

“Belajar olahraga lewat Zoom itu aneh banget. Rasanya kurang efektif karena enggak bisa praktik,” kenangnya seperti dikutip dari laman Unesa.

Namun dari masa yang serba terbatas itulah, Rosa justru ditempa menjadi pribadi yang jauh lebih mandiri. Ia mencari referensi sendiri, menonton video pelatihan, berdiskusi dengan dosen secara daring, dan terus berusaha menyesuaikan diri. Ketika kampus akhirnya membuka kembali praktik tatap muka, semangatnya seperti ditarik kembali ke jalur yang tepat.

Rosa tumbuh di keluarga yang dekat dengan olahraga. Ayahnya seorang guru olahraga, ibunya ibu rumah tangga yang juga berwirausaha, sementara dua kakaknya adalah alumni Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Bahkan sang ayah adalah alumnus program studi yang sama—Pendidikan Kepelatihan Olahraga. “Dari awal, keluarga sudah full support ketika saya masuk keolahragaan,” ucapnya.

Meski demikian, perjalanan kuliah tidak serta-merta berjalan mulus. Ia mengaku sebagai pribadi yang pemalu dan kurang suka tampil di depan banyak orang. Dunia kepelatihan yang menuntut komunikasi aktif, ketegasan, dan interaksi intensif sempat membuatnya ragu apakah ia berada di jalan yang tepat.

Keraguan itu mulai berubah saat ia menjalani magang di DBL Academy Pakuwon City Mall Surabaya. Selama empat bulan berada di akademi basket bertaraf internasional itu, Rosa bertemu peserta dari berbagai negara: Malaysia, India, Korea Selatan, hingga Singapura. Tantangan bukan hanya soal teknik melatih, tetapi kemampuan membaca karakter dan memahami perbedaan budaya.

Terkadang ia harus berbahasa Inggris, terkadang mengandalkan ekspresi. “Setiap anak itu beda. Latihan yang cocok untuk satu kelompok belum tentu cocok untuk yang lain,” kata Rosa.

Dari situ, ia belajar membangun keberanian. Rosa yang dulu pemalu mulai memberanikan diri mengambil tanggung jawab lebih besar. Bahkan setelah magang selesai, ia mengirim CV untuk melamar sebagai asisten pelatih paruh waktu di DBL Academy—keputusan yang ia ambil sambil menahan degup kencang. Lamaran itu diterima, dan sejak saat itu, dunianya berubah.

Ia berawal dari membantu menyusun materi latihan hingga akhirnya dipercaya menjadi PIC kelas usia 5–6 tahun. Kini, ia menangani salah satu kelas dari total sekitar 500 peserta akademi yang berusia 3–18 tahun. “Anak-anak kecil itu jujur banget. Kalau nggak suka, kelihatan. Tantangannya gimana bikin latihan terasa menyenangkan,” ujarnya sambil tertawa.

Kesibukan sebagai pelatih tidak menghalanginya untuk terus berprestasi akademik. Jadwalnya yang padat di DBL Academy tetap berjalan seiring dengan kuliah berkat dukungan pihak akademi yang memahami ritme kegiatan mahasiswa.

Bahkan, Rosa menjadikan DBL Academy sebagai lokasi penelitian skripsinya tentang perkembangan motorik dan motivasi latihan anak usia dini melalui permainan basket modifikasi.

Usahanya berbuah manis. Pada Wisuda ke-117 Unesa, awal November lalu, Rosa dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) dengan IPK 3,84—sebuah pencapaian yang muncul bukan sebagai klimaks glamor, melainkan hasil dari proses panjang yang penuh warna-warni, keberanian, dan kedisiplinan.

Bagi Rosa, masa kuliah adalah perjalanan menemukan diri sendiri. Dari studio Zoom hingga lapangan basket internasional, dari rasa ragu hingga keberanian mengambil peluang, semuanya membentuknya menjadi sosok yang lebih kuat.

“Kalau masih ragu, cobalah keluar dari zona nyaman. Ambil hal-hal positif yang bisa membawa kita maju,” pesannya.

Di balik ceritanya, ada pelajaran sederhana namun kuat: terkadang batas terbesar seseorang adalah dirinya sendiri—dan ketika itu ditembus, pintu-pintu baru akan terbuka satu per satu.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Wapres Gibran ke RSUD Koja, Jenguk Guru-Siswa yang Tertabrak Mobil Pembawa MBG
• 17 jam lalukumparan.com
thumb
Hari HAM Sedunia, Eks Ketua Komnas HAM dan Sejumlah Pakar Bentuk Panel Ahli Kejahatan Ekosida
• 10 jam lalurctiplus.com
thumb
Kejagung Eksekusi Mafia Perkara Zarof Ricar ke Lapas Salemba
• 17 jam laludetik.com
thumb
Pembalap Kediri Raih Emas di Nomor Cross Country SEA Games 2025
• 18 jam laluberitajatim.com
thumb
Pendaki Gunung Rinjani Asal NTB Jatuh ke Jurang lalu Tewas
• 21 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.