Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX memindahkan Prasasti Muara Cianten yang terletak di Sungai Cisadane, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Sebelum pemindahan Prasasti Muara Cianten dilakukan, digelar ritual sebagai bagian dari kearifan lokal yang perlu dilestarikan," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kementerian Kebudayaan RI, Wawan Yogaswara, dikutip dari akun Instagram Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Jumat (12/12).
"Selain melestarikan batu prasasti sebagai warisan budaya dan cagar budaya, ritual sebagai warisan takbenda juga akan kita jaga dan wariskan kepada generasi mendatang," tambahnya.
Wawan mengatakan "Ini salah satu upaya dari pengamanan memindahkan prasasti ke tempat yang lebih aman."
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat, Retno Raswaty, mengatakan relokasi ini dilakukan untuk mencegah prasasti tersebut dari ancaman banjir dan erosi.
"Dari tahun ke tahun, prasasti ini mengalami ancaman banjir dan erosi. Untuk mengatasi ancaman tersebut, Balai Pelestarian Kebudayaan mulai melakukan studi untuk pelestarian Prasasti Muara Cianten," kata Retno dikutip dari Antara.
Prasasti Muara Cianten telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional melalui SK Nomor 204/M/2016.
Prasasti ini terbuat dari batu besar berukir dan diperkirakan berasal dari masa Kerajaan Sunda (sekitar abad 10–14 M). Ukiran simbol-simbol dalam batu tersebut tidak diketahui, bukan aksara Sunda Kuno atau aksara Nusantara lain.
Isi prasasti belum bisa dibaca hingga sekarang. Para peneliti menduga prasasti ini mungkin merupakan penanda wilayah, simbol ritual, atau peninggalan budaya lokal masa awal Sunda.
