BMKG memperbarui peringatannya tentang pertumbuhan Bibit Sikon Tropis 91S yang terbentuk di Samudera Hindia barat Lampung pada 7 Desember lalu.
Siklon adalah penamaan untuk badai dahsyat di wilayah Indonesia dan sekitarnya, sedangkan di dua kawasan lain dinamai topan/taifun dan hurricane.
“Potensi Bibit Siklon Tropis 91S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 - 72 jam ke depan dalam kategori peluang Tinggi,” ungkap BMKG, Jumat (12/12).
Potensi perkembangan bibit badai ini berubah dari sebelumnya masuk kategori rendah, lalu sedang, dan sekarang tinggi.
Bibit Siklon Tropis 91S di dalam Area of Responsibility (AoR) TCWC Jakarta.
“Saat ini kecepatan angin maksimum sekitar 35 knot (65 km/jam) dan tekanan udara minimum 1006 hPa,” kata BMKG.
Dampak Bibit SIklon Tropis 91SDampak tidak langsung Bibit Siklon Tropis 91S dalam 24 jam ke depan hingga 13 Desember 2025 pukul 01.00 WIB berupa:
Hujan Sedang hingga Lebat:
* Sumatera Barat
* Bengkulu
* Lampung
Gelombang Laut Tinggi
1.25 – 2.5 m (Moderate Sea):
* Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai
* Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Barat
* Selat Sunda bagian Selatan
2.5 - 4.0 m (Rough Sea):
* Samudra Hindia Barat Bengkulu hingga Lampung
Sekilas Bibit Siklon TropisBibit siklon tropis adalah sistem tekanan rendah yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi siklon tropis (badai dahsyat), tetapi belum memenuhi kriteria intensitas dan struktur yang dipersyaratkan.
Penamaan menggunakan kombinasi angka dan huruf selama sistem tersebut masih berada di tahap "bibit" (potensi rendah hingga menengah untuk berkembang).
Jika bibit siklon tersebut terus menguat hingga mencapai kriteria intensitas tertentu (kecepatan angin minimum) dan resmi diklasifikasikan sebagai Siklon Tropis (badai), barulah namanya akan diubah menjadi nama resmi yang sudah disiapkan.
Perkembangan bibit siklon saat ini mendapat atensi publik menyusul Siklon Tropis Senyar yang memicu cuaca ekstrem di Sumatera pada akhir November yang turut menimbulkan bencana banjir, banjir bandang, dan longsor— selain karena kerusakan lingkungan.





