JAKARTA, KOMPAS - Pelaku insiden pengeroyokan yang berujung tewasnya seorang debt collector di Kalibata, Jakarta Selatan, masih diburu polisi. Pelakunya diperkirakan berjumlah sembilan orang. Namun, akibat kejadian ini, kios-kios pedagang di sekitar lokasi kejadian telanjur rusak.
Kejadian itu bermula saat dua debt collector atau ”mata elang” dikeroyok Kamis (11/12/2025) sore. Keduanya dianiaya setelah menghentikan salah satu pesepeda motor. Akibat kejadian ini, satu debt collector tewas dan satu lagi masih dirawat di rumah sakit.
Insiden ini lantas memicu kemarahan rekan-rekan korban. Mereka lalu merusak dan membakar barang di sekitar lokasi kejadian.
Laporan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta menyebutkan, kebakaran terjadi pukul 23.35 WIB. Api menghanguskan 9 kios, 6 sepeda motor, dan 1 mobil. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu.
Akan tetapi, butuh 10 unit mobil damkar dengan 49 personel untuk menjinakan api. Baru bisa dipadamkan pukul 01.02 WIB, diduga api lekas membesar karena disulut bensin.
Pada Jumat (12/12), situasi di lokasi kejadian berangsur-angsur aman. Kendaraan sudah hilir mudik di Jalan Raya Kalibata. Sisa-sisa bentrokan di seberang TMP Kalibata juga dibersihkan.
Di tempat yang sama, pemilik kios mengais harta benda tersisa. Mereka dibantu jasa angkut barang dan pasukan oranye dari Pemprov DKI Jakarta.
Akan tetapi, polisi masih berjaga-jaga. Mereka bahkan dilengkapi peralatan anti huru-hara, seperti tameng dan gas air mata. Garis polisi juga masih melintang di lokasi pengeroyokan.
Kepala Polres Jakarta Selatan Komisaris Besar Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, pemicu kejadian ini pengeroyokan dua ”mata elang” ketika hendak menagih kredit sepeda motor.
Pemilik sepeda motor, kata Nicolas, tidak terima ketika dihentikan. Ia lalu memanggil delapan kawan-kawannya.
"Dua mata elang ini lalu dianiaya dan dikeroyok. Satu meninggal di tempat dan satu lagi tidak sadarkan diri," kata Nicolas.
Mendengar kabar itu, rekan-rekan korban datang ke lokasi pengeroyokan. Mereka meminta pertanggungjawaban. Namun, warga sekitar mengatakan tidak tahu siapa pelakunya.
Tidak puas dengan jawaban itu, menurut Nicolas, mereka merusak kios-kios pedagang. Dia mengklaim, polisi di lokasi kejadian sudah berusaha melerai pertikaian.
"Sebagian dari mereka lalu membakar kios. Situasi terkini kami harapkan aman, kondusif dan petugas akan berjaga-jaga," ucap Nicolas. Polisi masih mengidentifikasi pelaku pengeroyokan dan anarkistis.
Nanda (25), warga setempat, mengatakan suasana saat kejadian itu mencekam. Pukul 18.30 WIB atau tidak lama setelah pedagang mendirikan tenda, sejumlah orang datang. Orang tidak dikenal itu lantas beradu mulut dengan pedagang. Tidak hanya itu, mereka merusak tenda.
”Lampunya lalu mati, gelap. Orang-orang tadi bentrok," kata Nanda pada Kamis malam.
Tidak ingin menjadi korban, Nanda agak menjauh dari lokasi. Namun, ia sempat melihat satu mobil datang ke lokasi bentrokan. Mobil ini dikejar orang-orang tidak dikenal itu hingga masuk ke dalam gang.
Orang-orang ini juga memukul kaca di salah satu pos keamanan. Bahkan, mereka meneriaki pengguna jalan. "Mereka bilang awas. Terus enggak lama ada tenda yang dibakar. Suasana semakin mencekam," ucap Nanda.
Kepala Polsek Pancoran Komisaris Mansur menyampaikan, bentrokan bermula dari pengeroyokan terhadap debt collector. "Sepeda motor tiba-tiba disetop. Diberhentikan menurut keterangan saksi. Terus pengguna jalan lain keluar dari mobil, mereka langsung keroyok dua debt collector dengan sporadis, begitu cepat," kata Mansur.
Mansur belum mengetahui siapa dan dari mana pengendara mobil tersebut. Namun, mereka membantu pesepeda motor yang disetop dengan mengeroyok debt collector.





