FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ribuan lulusan S2–S3 di Indonesia putus asa mencari kerja. Salah satu penyebabnya, gaji yang tak sesuai ekspektasi.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengungkap bahwa sebagian besar lulusan pascasarjana bukan hanya kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Doisebutkan bahwa para lulusan itu bahkan memilih berhenti melamar kerja, karena merasa peluang memperoleh upah layak semakin kecil.
Berdasar riset Labor Market Brief Volume 6 Nomor 11 edisi November 2025 itu mencatat lebih dari 6.000 lulusan S2–S3 masuk kategori discouraged workers, yakni kelompok yang berhenti mencari pekerjaan karena menilai kondisi pasar tidak memberikan harapan.
Di tingkat S1, jumlahnya jauh lebih besar, mencapai sekitar 45 ribu orang. Data ini menegaskan bahwa keputusasaan tak hanya menimpa kelompok berpendidikan rendah, tetapi juga mereka yang sudah menempuh pendidikan tinggi namun tetap gagal menembus pasar kerja.
Menurut laporan yang disusun Akademisi UI Muhammad Hanri dan Nia Kurnia Sholihah ini, hambatan lulusan perguruan tinggi berbeda dengan mereka yang berpendidikan SD hingga SMA.
Tingginya ekspektasi gaji, ketidaksesuaian bidang studi dengan kebutuhan pasar, hingga persepsi diskriminasi usia saat masuk dunia kerja menjadi pemicu utama.
Ketika janji mobilitas sosial dari pendidikan tinggi tak kunjung terwujud, sebagian lulusan akhirnya menyerah.
Meski begitu, LPEM FEB UI menekankan bahwa tingkat pendidikan tetap berpengaruh besar terhadap peluang seseorang mendapatkan pekerjaan.
Data Februari 2025 menunjukkan bahwa lebih dari separuh kelompok pencari kerja yang putus asa justru berasal dari mereka yang hanya tamat SD atau bahkan tidak menyelesaikannya.
Kelompok ini menghadapi hambatan struktural yang jauh lebih berat. Mulai dari keterbatasan kemampuan dasar, minimnya akses informasi pasar kerja, hingga peluang mobilitas ekonomi yang sangat sempit.
Pola tersebut juga tercermin dalam laporan Organisasi Buruh Dunia ILO dan Bank Dunia di berbagai negara berkembang. (jpg)


/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F05%2F09%2Fac1140cfbdf514064cfc4534180ba80e-FAK_0835.jpg)

