Jakarta: Sebuah pesawat angkut militer Antonov An-22 dilaporkan jatuh ke perairan Waduk Uvodskoye di Distrik Furmanovsky, wilayah Ivanovo, Rusia, pada Rabu, 10 Desember 2025 waktu setempat, saat menjalani penerbangan uji coba setelah perbaikan. Penelusuran awal menyebutkan tujuh awak di dalam pesawat tersebut tewas.
Antonov An-22 merupakan pesawat bertenaga turboprop terbesar yang pernah dibangun, sebuah gelar yang telah dipegangnya tanpa tandingan selama hampir 60 tahun. Saat pertama kali dipamerkan di Pameran Dirgantara Paris tahun 1965, pesawat ini memukau para pengamat bukan hanya karena ukurannya, tetapi juga karena daya angkut dan kekuatannya yang luar biasa.
Baca Juga :
Pesawat Antonov An-22 Rusia Jatuh ke Waduk, Tujuh Awak Dilaporkan TewasKronologi Pengembangan An-22
An-22 pertama kali diterbangkan pada 27 Februari 1965 dengan pilot uji Yurii Kurlin. Berkat kemampuannya untuk lepas landas dan mendarat di landasan tak beraspal serta performa terbang yang tinggi, pesawat ini segera digunakan secara luas di lingkungan Uni Soviet untuk pengangkutan peralatan besar ke wilayah-wilayah terpencil.
Kapasitas muat besar, efisiensi bahan bakar, dan kemandirian sistem menjadikan operasionalnya sangat menguntungkan.
Produksi An-22 dilakukan secara massal di Tashkent Aviation Plant, Uzbekistan, dengan total 66 unit diproduksi antara 1965 hingga 1976. Sejak 1980, An-22 digunakan untuk mengangkut komponen berukuran besar, termasuk bagian tengah sayap An-124 dari Tashkent ke Kyiv dengan muatan dipasang di punggung pesawat.
Panel sayap luar juga dikirim dengan cara yang sama. Pesawat ini mencatat lebih dari 100 kali penerbangan pengangkutan sayap Ruslan, serta mengantar komponen sayap An-225 Mriya pada 1987, An-140 pada 1997, dan An-148 pada 2004.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5441661/original/089526700_1765514532-penampakan_warung_kalibata_yang_dibakar.jpg)
