Pantau - Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanul Haq, menyatakan bahwa pembangunan kembali Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny merupakan bentuk nyata keberpihakan dan dukungan pemerintah terhadap pengembangan dunia pesantren di Indonesia.
"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah dalam proses pembangunan Pondok Pesantren Al Khoziny. Ini menunjukkan keberpihakan dan dukungan pemerintah terhadap pengembangan pesantren di Indonesia," ujar Maman.
Ia menambahkan bahwa langkah ini patut didukung namun perlu diiringi dengan kelanjutan proses penataan pesantren secara menyeluruh.
"Kami berharap proses penataan pesantren masih tetap berlanjut," tegasnya.
Groundbreaking Dihadiri Menko PM, Target Selesai Juni 2026Pemerintah memutuskan untuk merekonstruksi bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny yang sebelumnya ambruk.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, secara langsung menghadiri peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan ulang pesantren tersebut pada Kamis, 11 Desember 2025.
Bangunan baru akan dibangun di atas lahan seluas 4.100 meter persegi di Jalan Siwalan Panji II, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Proyek ini mencakup pembangunan gedung asrama lima lantai, sarana pendidikan, serta masjid, dengan target penyelesaian pada bulan Juni 2026.
Maman menyebut bahwa pembangunan kembali Al Khoziny juga selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai penguatan pendidikan berbasis pesantren.
Penataan infrastruktur pondok pesantren dilakukan melalui kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Koordinator PM, Kementerian Agama, Kementerian PUPR, serta instansi pusat dan daerah lainnya.
"Pemantauan, pengawasan, dan pelaksanaan penataan pesantren sangat membutuhkan dukungan semua pihak agar pesantren menjadi tempat yang aman dan layak untuk menimba ilmu," ujarnya.
Sebelumnya, Menko Muhaimin menyatakan bahwa robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny pada 29 September lalu harus menjadi pelajaran penting.
"Kita semua harus menjadikan momentum hari ini dan yang lalu sebagai pengingat, wake up call, penyadar sebagai tempat kita untuk bangkit melihat dan menata masa depan yang lebih baik," katanya.



