Ikut Menjadi Korban, Warga Minta Bentrokan Kalibata Diusut Tuntas

kompas.id
5 jam lalu
Cover Berita

Warga di sekitar lokasi bentrokan antarkelompok di Jalan Raya Kalibata, Jakarta Selatan, ikut menjadi korban. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak mudah ini, mereka kehilangan materi hingga merindukan rasa aman.

Bentrokan itu terjadi pada Kamis (11/12/2025) malam. Pemicunya pengeroyokan terhadap dua debt collector atau ”mata elang” setelah menghentikan seorang pesepeda motor. Akibatnya, satu debt collector tewas. Satu rekannya dirawat di rumah sakit.

Buntut perselisihan itu, warga dan pemilik usaha setempat juga menjadi korban. Mereka menjadi sasaran rekan-rekan korban penganiayaan.

Api pun dinyalakan. Sembilan kios, 6 sepeda motor, dan 1 mobil rusak. Deretan kios-kios makanan itu hanya sekitar 100 meter dari tempat pengeroyokan itu.

Setelah malam mencekam, warga mulai berbenah, Jumat (12/12). Dibantu pasukan oranye Pemprov DKI Jakarta, mereka membersihkan sisa-sisa bentrokan. Perabotan yang bisa diselamatkan langsung diangkut menggunakan jasa pengiriman barang.

Baca JugaPengeroyok ”Mata Elang” di Kalibata Diburu Polisi, Kios-kios Pedagang Telanjur Rusak

Tidak hanya barang yang terbakar, Andi, salah satu pemilik warung, terluka di tangan dan lutut. Itu katanya, tak seberapa. Bersama rekan-rekannya, ia nyaris terpanggang api di dalam warung.

”Saat itu, satu-satunya jalan keluar dari warung yang terbakar adalah menjebol sisi dinding dekat pagar berduri di belakang warung. Saya luka-luka seperti ini karena kena kawat duri itu," ujar Andi.

Meski trauma, ia yakin pelaku dan korban pengeroyokan bukan orang setempat. Dia dan warga lain tak mengenalnya. Tiba-tiba saja semuanya terjadi hingga merusak tempat mereka mencari nafkah.

"Bukan, bukan orang-orang sini. Kami ini sama sekali enggak ada yang tahu," kata Andi.

Baca JugaPengeroyokan di Kalibata Berujung Anarkistis Massa

Kini, kedua kubu bertikai belum kelihatan datang lagi. Namun, isu bakal ada bentrok susulan membuat Andi dan kawan-kawannya was-was. Meski polisi saat ini ikut berjaga, hati mereka tak lantas tenang.

”Setelah pengeroyokan juga sempat terjadi mediasi, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Bahkan, polisi yang berada di lokasi kewalahan menenangkan massa,” kata dia. Awalnya, situasi kelihatan akan mereda. Namun, justru terjadi bentrokan serta pembakaran.

Ke depan, Andi berharap pemerintah mengusut tuntas masalah tersebut. Alasannya, mereka yang tidak tahu menahu alasan di balik itu justru menjadi korban.

"Harus ada ketegasan pemerintah. Rakyat maunya aman, nyaman. Itu saja. Percuma kalau kita bayar pajak dan ikut aturan, tapi kenyataannya seperti ini," tutur Andi.

Kondusif

Kekhawatiran Andi sangat beralasan. Data Polres Metro Jakarta Selatan menyebutkan, lebih kurang 100 orang datang lokasi. Diduga mereka rekan korban pengeroyokan.

Berkaca dari itu, personel Brimob Kwitang, Direktorat Samapta Polda Metro Jaya, serta polres dan polsek setempat masih berjaga di lokasi kejadian hingga Jumat siang. Mereka berjaga mengantisipasi muncul aksi susulan.

Seperti Andi dan kawan-kawannya, Henny Maria dan karyawannya juga hanya bisa mengais sisa kebakaran. Pemilik usaha kuliner di lokasi kejadian ini pun hanya bisa meratapi keadaan. Henny tidak habis pikir menjadi korban dari insiden ini.

Baca JugaWarga Jakarta Ingin Keamanan Lingkungan Ditambah, Jalan Rusak Diperbaiki

"Pertama mereka bakar semua tenda. Lalu, mereka bakar kios-kios. Itu yang kami sayangkan, kami korban ketidakadilan dari segelintir oknum yang melakukan kerusuhan," ucap Henny.

Ke depan, ia berharap ada bantuan dari pemerintah. Salah satunya keringanan biaya sewa karena belum tahu kapan akan kembali berdagang. Karena sekarang situasi bisnis pun tak terlalu bersahabat.

”Enggak tahu harus gimana lagi kalau kami tidak bisa melanjutkan dagang di sini," ucap Henny lesu.

Kepala Polres Jakarta Selatan Komisaris Besar Nicolas Ary Lilipaly memastikan bentrok berawal dari pengeroyokan dua ”mata elang”. Setelah itu, rekan-rekan ”mata elang” datang ke lokasi meminta pertanggungjawaban kejadian itu.

Mereka, kata Nicolas, lantas meminta pengeroyok diserahkan kepada polisi. Namun, karena tidak mendapatkan informasi sesuai yang diharapkan, bentrokan hingga pembakaran pun pecah.

"Kami masih dalami, belum bisa pastikan jumlah pelaku. Kami kolaborasi, polsek, polres, dan polda untuk menemukan pelaku penganiayaan dan pengeroyokan yang menyebabkan matinya korban," kata Nicolas.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
PM Thailand Anutin Bubarkan DPR, Pemilu Dipercepat Maksimal Februari 2026
• 5 jam lalupantau.com
thumb
Migran Corner di UMBY Resmi Diluncurkan sebagai Gerakan Baru Perlindungan PMI
• 11 jam lalujpnn.com
thumb
Utang motor sebabkan pengeroyokan hingga tewaskan matel di Kalibata
• 13 jam laluantaranews.com
thumb
Polisi Inggris meminta bantuan pasca pencurian 600 artefak museum
• 22 jam laluantaranews.com
thumb
Panasnya Kursi Pelatih Klub BRI Super League: 8 Juru Taktik Sudah Berguguran, Siapa Bakal Menyusul?
• 10 jam lalubola.com
Berhasil disimpan.