Ambruknya jembatan penghubung antar desa di Jalan Tanggamus, Kelurahan Muaradua, Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumsel tidak hanya memutus akses warga, tetapi juga menyoroti kembali persoalan lama yakni kondisi struktur yang bertahun-tahun rentan dan kerap mengalami longsor.
Jembatan yang lebih dikenal sebagai Jembatan Muara Dua itu patah pada Kamis (11/12/2025) sekitar pukul 17.45 WIB. Hantaman arus Sungai Kelekar setelah banjir besar diduga menjadi pemicu terakhir runtuhnya jembatan yang sudah lama berada dalam situasi kritis.
Kapolres Prabumulih AKBP Bobby Kusumawardhana mengungkap fakta menarik yakni jembatan tersebut bukan pertama kalinya mengalami kerusakan. Kontur tanah yang lembut dan terus terkikis arus sungai membuat struktur jembatan berulang kali terancam.
"Ada riwayat memang sering longsor atau ambruk, karena kontur tanahnya lembut dan terbawa arus air," ungkap dia.
Yang membuat peristiwa ini semakin dramatis, Aipda Arfan — petugas Bhabinkamtibmas — sedang berada di atas jembatan untuk memantau debit air banjir ketika struktur tiba-tiba runtuh. Beruntung, ia berhasil menyelamatkan diri sebelum jembatan patah sepenuhnya.
Pasca kejadian, polisi memasang garis polisi dan menutup total akses. Jalur alternatif harus ditempuh warga yang hendak menuju Kelurahan Muaradua, termasuk melalui Jalan Lingkar Timur atau Jalan Bukit Lebar. Arus pengalihan pun diberlakukan sejak Kamis malam.
“Saat ini tidak bisa dilewati kendaraan. Kami berikan rambu-rambu dan pengalihan arus,” tegas dia.
Meski kerusakan terbilang parah, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun polisi kembali mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, mengingat hujan intens dan banjir kiriman masih berpotensi menyebabkan kejadian serupa.
“Kami mengajak warga untuk selalu waspada, terutama pada situasi hujan intens,” tambahnya.

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5442566/original/093280800_1765545031-Screenshot_20251212_110650_YouTube.jpg)

