Wali Kota Semarang Pelototi Kenaikan Harga Cabai

bisnis.com
4 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menegaskan bahwa pengendalian harga pangan khususnya cabai menjadi salah satu fokus pemerintah. Agustina menyebut harga cabai sempat menembus di atas Rp80.000 per kg salah satunya di Pasar Karangayu.

“Harga cabai sudah di atas Rp80.000. Tidak bisa, karena masyarakat Kota Semarang itu kalau makan nggak pedas sama dengan makan sesuatu nggak pakai garam. Itu sudah lifestyle,” ujar Agustina, dikutip Jumat (12/12/2025).

Untuk menjaga stabilitas harga, Pemkot Semarang mengaktifkan intervensi pasar melalui program Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) dan Ketahanan Pangan Keliling Semarang (Kempling Semar). Menurutnya, dua program tersebut dapat digunakan untuk menggelar operasi pasar langsung di lokasi harga tinggi, termasuk di Pasar Karangayu.

Agustina menilai bahwa dua program untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas merupakan hasil kolaborasi lintas pihak. “Gotong royong ini membuat Semarang tangguh terhadap rencana inflasi,” katanya. Mampu menjaga inflasi, Agustina menyebut bahwa Kota Semarang mendapat apresiasi karena menjadi salah satu daerah yang mampu mengendalikan inflasi dengan baik.

Selaras dengan pernyataan Wali Kota Semarang, Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Firmansyah juga menyebut bahwa komoditas cabai memiliki bobot yang besar dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

“Cabai ini sendiri bobotnya dalam makanan dan minuman itu sampai 30% loh, bobotnya dalam menghitung inflasi. Cabai ini sangat menentukan,” ujar Firmansyah dalam forum Outlook Ekonomi Semarang 2026.

Dominasi komoditas pangan dalam pembentukan inflasi selaras dengan struktur perekonomian Kota Semarang yang masih bertumpu pada konsumsi rumah tangga. Firmansyah menambahkan bahwa kontribusi konsumsi terhadap PDRB pengeluaran tercatat stabil di kisaran 40 persen. “Kalau investasi masuk, sektor yang pertama bergerak itu konsumsi,” katanya.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi kelompok yang mendominasi inflasi Kota Semarang secara struktural. Tekanan harga pada kelompok bahan pangan dapat memengaruhi daya beli masyarakat, terutama karena konsumsi rumah tangga stabil menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi kota.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang mencatat bahwa pada November 2025, inflasi Kota Semarang secara tahunan sebesar 2,92 persen (year on year/y-o-y) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,64 poin, atau mengalami kenaikan dibanding November 2024 yang tercatat sebesar 105,56 poin. Inflasi tahunan ini terjadi akibat kenaikan harga pada sepuluh kelompok pengeluaran, salah satunya pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,40%

Dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi secara tahunan pada November 2025, yakni cabai merah, beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), telur ayam ras, dan santan jadi. Cabai merah dan beras menjadi komoditas yang diperhatikan khusus karena bobotnya yang besar dalam konsumsi rumah tangga dan sangat sensitif terhadap perubahan pasokan pangan. (Fadya Jasmin Maliha)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bursa Transfer: Persija Berburu Pemain Brasil, Diplot Gantikan Gustavo Almeida dan Gustavo Franca
• 6 jam laluharianfajar
thumb
Empat Orang Ditemukan Tewas dalam Mobil di Tol Tegal, Penyebab Kematian Masih Misteri
• 20 jam laluliputan6.com
thumb
Quby Christmas Town Hadir di Mall of Indonesia, Perdana di Indonesia
• 6 jam lalumediaapakabar.com
thumb
Terjunkan 310 Personel, Menteri PU Percepat Penanganan Pascabencana Sumatra
• 9 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Pemprov Lampung Ubah Pola Garap Hutan: Dari Monokultur ke Agroforestri
• 29 menit lalukumparan.com
Berhasil disimpan.