- Korban banjir Pidie Jaya butuh tenda untuk kembali ke kampung halamannya.
- Mereka telah mengungsi selama 18 hari setelah 17 rumah rusak berat.
- Bantuan tenda dinilai lebih mendesak daripada logistik agar mereka bisa pulang.
Suara.com - Para korban banjir dan longsor di Desa Lhok Sandeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, kini sangat membutuhkan bantuan tenda agar mereka dapat kembali ke kampung halaman setelah 18 hari mengungsi.
Kepala Desa Lhok Sandeng, Mursalin, mengatakan bahwa saat ini ia bersama 48 kepala keluarga (KK) lainnya masih bertahan di desa tetangga di Sara Mane.
"Kami sudah 18 hari mengungsi. Warga ingin kembali ke kampung sendiri, sehingga butuh tenda keluarga agar kami bisa pulang," kata Mursalin saat dihubungi dari Banda Aceh, Jumat (12/12/2025).
Ia menjelaskan, bencana banjir dan longsor yang terjadi telah menyebabkan kerusakan parah. Total 17 rumah dilaporkan rusak berat, dengan 10 di antaranya hanyut terseret arus Sungai Krueng Meureudu.
"Sepuluh rumah warga telah hilang tak bersisa, sementara tujuh lainnya juga sudah tidak bisa ditempati lagi," katanya.
Meskipun bantuan logistik telah mereka terima, Mursalin menegaskan bahwa kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah tenda sebagai hunian sementara.
"Yang penting bagi kami saat ini adalah kembali ke kampung. Begitu tenda ada, warga akan pulang. Kami ingin tetap bertahan di kampung halaman dalam kondisi apa pun," pungkasnya. (Antara)

