Korlantas Polri memastikan rekayasa lalu lintas pada masa Natal dan Tahun Baru 2025 disiapkan secara lebih terukur. Kakorlantas Polri, Irjen Agus Suryonugroho mengatakan, contraflow akan diberlakukan ketika adanya lonjakan arus lalu lintas.
Ia mengatakan, Korlantas telah merumuskan ambang batas rekayasa lalu lintas bersama Jasa Marga.
“Contohnya di KM 50 A, radar menunjukkan satu jam berturut-turut 5.500, kami dengan Pak Menteri Perhubungan dengan pihak Jasa Marga akan memberlakukan contraflow satu lajur,” ujar Agus dalam Media Gathering Kesiapan Operasi Lilin di Gedung Korlantas, Jakarta Selatan, Jumat (12/11).
KM 50A masih bagian dalam Tol Jakarta-Cikampek. Jalan itu memiliki 3-4 lajur.
Kondisi contraflow juga akan mengikuti arus lalu lintas. Bila, semakin padat, bisa jadi contraflow ditambah jadi 2 lajur.
“Begitu nanti ada penambahan arus lagi dalam satu jam berturut-turut di KM 50 A menuju ke Trans Jawa itu 6.400, kami akan lakukan contraflow lajur 2. Karena bangkitan arus itu masih bisa dikendalikan,” katanya.
Agus menegaskan, rekayasa lalin lain seperti one way juga dapat diterapkan secara situasional. Keputusan itu diambil sangat tergantung pada kondisi arus lalu lintas terkini.
“Apakah nanti akan kita lakukan one way? Tentunya pertimbangan pada saat itu melihat setelah sudah di contraflow lajur 2, kepadatan arus nanti akan kita lihat di KM 29,” ujarnya.
Korlantas juga menyiapkan skenario berbeda untuk berbagai kondisi, termasuk cuaca ekstrem atau hambatan di pelabuhan.
Agus mengingatkan bahwa istilah “macet” sebaiknya tidak digunakan selama Operasi Lilin, karena seluruh antisipasi telah disusun.
“Saya rasa tidak ada kemacetan. Karena semua antisipasi ketika terjadi kepadatan, rangkaian cara bertindaknya sudah kita siapkan. Jadi yang betul itu adalah terjadi antrean panjang atau terjadi perlambatan arus lalu lintas,” ucapnya.
Dengan parameter yang diperjelas, Agus berharap rekayasa lalin Nataru tahun ini berjalan lebih terukur dan responsif.
