Ramalan Semarak Aksi Rights Issue pada 2026, Momentum Suku Bunga Murah

bisnis.com
2 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Aksi penghimpunan dana melalui penamabahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue diproyeksikan semakin semarak pada 2026 terdorong oleh sejumlah sentimen seperti tren penurunan suku bunga acuan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 12 Desember 2025, terdapat 12 emiten yang menerbitkan rights issue pada 2025, dengan total nilai hasil rights issue mencapai Rp17,5 triliun.

Terdapat sejumlah emiten yang telah menggelar rights issue pada tahun ini. Emiten afiliasi Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) misalnya melakukan rights issue dengan menerbitkan 2,95 miliar saham baru dan mengumpulkan dana senilai Rp5,9 triliun. 

Emiten Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) juga menggelar rights issue dengan menawarkan 8,08 miliar lembar saham baru dan menghimpun total dana Rp5,49 triliun.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Namun, aksi rights issue sepanjang 2025 berjalan tergolong masih sepi, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2024, nilai fundraising melalui rights issue mencapai Rp34,41 triliun. Adapun, pada 2023 rights issue mencapai Rp51,37 triliun. 

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan mengatakan sepinya penghimpunan dana melalui rights issue pada 2025 disebabkan oleh kondisi pasar yang lebih selektif dan ketatnya likuiditas.

Baca Juga

  • OJK Pede Tren IPO hingga Rights Issue Merekah Lagi pada 2026
  • Airlangga Sebut Banyak Sentimen Positif Sambut 13 Calon Emiten yang IPO Awal 2026
  • Sudah 2 Tahun BUMN Absen IPO di Pasar Saham, Ini Kata OJK

Selain itu, terdapat risiko eksternal yang tinggi, banyak ketidakpastian global, dan banyaknya emiten yang sudah melakukan rights issue besar di 2023–2024. Pada 2026, menurutnya terdapat dorongan aksi rights issue akan lebih semarak. 

"Sentimen yang akan memengaruhi di antaranya suku bunga global dan arah The Fed," kata David kepada Bisnis pada Jumat (12/12/2025).

Selain itu, terdapat dorongan semaraknya aksi rights issue dari stabilitas indeks harga saham gabungan (IHSG) dan arus modal asing. Kinerja emiten dan narasi pertumbuhan ekonomi pun akan menjadi perhatian.

Menurutnya, terdapat sejumlah sektor yang berpotensi ramai menggelar rights issue pada 2026, di antaranya sektor digital dan telekomunikasi. Hal ini seiring dengan kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) yang besar.

Sektor transportasi dan aviasi pun diproyeksikan ramai menggelar aksi rights issue pada 2026 seiring dengan aksi konsolidasi, recovery, dan restrukturisasi.

Kemudian, sektor energi dan infrastruktur didorong oleh proyek jangka panjang. Lalu, sektor properti yang sebelumnya delay karena pasar belum kondusif, kemungkinan akan kembali mempertimbangkan aksi korporasi pada 2026.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo pun mengatakan aksi korporasi berupa rights issue pada 2026 berpotensi semarak. 

"Ke depannya aksi korporasi seperti right issue masih berpotensi meningkat mengingat target pertumbuhan ekonomi indonesia yang ditargetkan tumbuh akan mendorong aksi ekpansi," kata Azis.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mendagri Larang Lonjakan Harga Tiket Transportasi Nataru
• 21 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Nataru 2025/2026, Jasa Marga Berlakukan Diskon Tarif Tol 20 Persen di Delapan Ruas
• 23 jam lalutvrinews.com
thumb
Cara Aditya Zoni Beri Pemahaman ke Keponakan soal Situasi Ammar Zoni
• 8 jam lalukumparan.com
thumb
Profil Alyssa Soebandono, Istri Dude Harlino yang Dapat Nyinyiran Gegara Lulus S2 tapi Lebih Pilih Jadi Ibu Rumah Tangga
• 10 jam lalugrid.id
thumb
Seskab: Presiden Prabowo, Presiden Putin jajaki kebijakan bebas visa
• 20 jam laluantaranews.com
Berhasil disimpan.