Liputan6.com, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan komitmennya dalam memberikan penanganan terbaik bagi para korban insiden kendaraan Mitra SPPG yang menabrak siswa di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara. Seluruh korban telah ditangani secara intensif dan mendapatkan fasilitas medis terbaik yang tersedia.
“Alhamdulillah semua korban telah mendapatkan perawatan terbaik, yang dirawat di RS Koja maupun di RS Cilincing akan ditempatkan di ruangan perawatan terbaik. Kepada pihak orang tua telah dilakukan pendekatan secara baik dengan empati,” ujar Wakil Kepala BGN Bidang Operasional Pemenuhan Gizi, Sony Sanjaya, di Jakarta, Kamis (11/12).
Advertisement
Proses Hukum Ditangani Polda, Kegiatan Belajar Sementara Dihentikan
Terkait aspek hukum dari kecelakaan tersebut, Sony menegaskan bahwa sepenuhnya berada di bawah penanganan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Ia memastikan BGN akan bersikap kooperatif dan siap mendukung proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
“Dari sisi penanganan perkara, sepenuhnya berada di bawah kewenangan Ditlantas Polda Metro Jaya,” tegasnya.
Di sisi lain, pihak sekolah memutuskan untuk meniadakan kegiatan belajar mengajar sementara waktu sebagai respons atas trauma yang dialami siswa.
“Pihak sekolah telah berkomunikasi dengan orang tua siswa dan hari ini, tidak ada kegiatan belajar mengajar karena para siswa masih trauma,” tambahnya.
Guna membantu proses pemulihan psikologis, BGN akan menghadirkan program trauma healing bagi siswa yang terdampak secara emosional akibat insiden tersebut.
Evaluasi Sistem dan Prosedur Penunjukan Sopir Pengganti Dimulai
Tak hanya fokus pada penanganan korban, BGN juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap operasional armada distribusi Makan Bergizi Gratis (MBG), termasuk kendaraan milik mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terlibat dalam kecelakaan.
Evaluasi ini mencakup prosedur penunjukan sopir cadangan apabila pengemudi utama berhalangan, dengan tujuan memastikan sistem pengganti berjalan cepat, tepat, dan tetap memprioritaskan keselamatan.
“Kedeputian Sistakol BGN agar mengkaji bagaimana mekanisme penunjukan pengemudi pengganti, ketika pengemudi utama tidak ada. Pelajaran berharga bagi kita semua bahwa dalam situasi kontijensi kita semua harus bergerak cepat dan koordinatif,” jelas Sony.
BGN berharap langkah-langkah ini dapat menjadi pembelajaran penting untuk memperkuat sistem operasional ke depan, termasuk dalam pengelolaan risiko dan penanganan situasi darurat yang mungkin terjadi di lapangan.




