Eksekusi Brutal Dua Matel di Kalibata: Bagaimana Semua Jejak Lenyap?

suara.com
4 jam lalu
Cover Berita
Baca 10 detik
  • Dua debt collector tewas dikeroyok secara brutal dan kilat di Kalibata.
  • Aksi balas dendam salah sasaran membakar puluhan lapak pedagang kecil.
  • Insiden mengungkap bahaya profesi matel dan lingkaran setan kekerasan jalanan.

Suara.com - Sore itu, hiruk pikuk lalu lintas di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, berjalan seperti biasa. Namun, sebuah adegan brutal di tepi jalan mengubah sore yang biasa itu menjadi awal dari malam penuh teror.

MET dan NAT, dua pria yang berprofesi sebagai debt collector atau mata elang (matel), tewas dikeroyok. Insiden bermula ketika mereka mencoba menghentikan laju sepeda motor seorang debitur yang diduga menunggak cicilan.

Namun, sebelum negosiasi sempat terjadi, sebuah mobil tiba-tiba menepi. Empat hingga lima pria keluar, bergerak dengan kecepatan brutal, dan mengeroyok MET dan NAT tanpa ampun.

Dalam hitungan menit, keduanya terkapar bersimbah darah. Kapolsek Pancoran Kompol Mansur menyebut satu korban tewas di tempat, sementara rekannya menyusul di rumah sakit.

Peristiwa pada Kamis, 11 Desember 2025 itu bukan sekadar pengeroyokan biasa. Ia menjadi pemicu api balas dendam yang membakar habis puluhan lapak pedagang, sekaligus menyingkap tabir gelap dunia penagihan utang di jalanan.

Infografis penyerangan kilat yang menewaskan dua mata elang di Kalibata, Jakarta Selatan. [Suara.com/Ema]

Pengeroyokan Kilat Tanpa Jejak

Polisi hingga kini masih berpacu dengan waktu untuk mengidentifikasi pelaku. Tantangannya besar, sebab aksi pengeroyokan berlangsung begitu cepat dan "bersih".

“Menurut keterangan saksi, baru diberhentiin terus pengguna jalan yang lain keluar dari mobil. Mereka langsung ngeroyok dengan begitu sporadis, begitu cepat,” ungkap Kompol Mansur saat meninjau lokasi, Jumat (12/12/2025).

Yang lebih membingungkan, semua jejak lenyap dalam sekejap. Para penyerang, mobil yang mereka gunakan, bahkan pengendara motor yang menjadi target awal, semuanya menghilang dari lokasi.

Baca Juga: Jeritan Pilu Pedagang Kalibata: Kios Ludes Dibakar Massa, Utang Ratusan Juta Kini Menjerat

“Yang mukul langsung kabur. (Pemotor) ikut kabur semua, itu enggak ada di TKP. Tiba-tiba enggak ada saja,” jelas Mansur.

Kecepatan, kebrutalan, dan efisiensi operasi ini memunculkan pertanyaan serius: apakah ini aksi spontan, atau sebuah eksekusi yang telah direncanakan?

Dunia Abu-abu 'Mata Elang'

Sementara polisi berburu pelaku, insiden ini kembali menyeret sorotan publik ke profesi yang melatari tragedi ini: debt collector. Sebuah pekerjaan yang identik dengan kekerasan dan beroperasi di wilayah abu-abu hukum.

Di satu sisi, mereka adalah ujung tombak perusahaan pembiayaan. Di sisi lain, metode mereka yang kerap intimidatif membuat profesi ini lekat dengan dunia premanisme.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri mengakui adanya masalah serius dalam industri ini. Kepala Eksekutif Pengawas OJK, Friderica Widyasari Dewi, bahkan menyoroti maraknya penipu yang berkedok sebagai mata elang.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BNPB Bantah Tenda di Aceh Tamiang Baru Dipasang karena Kunjungan Prabowo, Ini Penjelasannya
• 3 jam laluliputan6.com
thumb
Alasan pembakaran warung di Kalibata usai penggeroyokan yang menewaskan mata elang
• 5 jam lalubrilio.net
thumb
Beri Ketenangan dalam Perjalanan, Jenius Hadirkan Produk Proteksi Terbaru
• 1 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Dua Mata Elang Tewas Dikeroyok, Enam Saksi Diperiksa Polisi
• 11 jam lalurepublika.co.id
thumb
ESDM Tetap Upayakan Impor Migas AS di Tengah Isu Pembatalan Kesepakatan Tarif AS
• 6 jam lalukatadata.co.id
Berhasil disimpan.