WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan

suara.com
3 hari lalu
Cover Berita
Baca 10 detik
  • Direktur WALHI Jambi menyatakan banjir Kota Jambi pada 12 Desember disebabkan pembangunan mengabaikan daya dukung lingkungan.
  • Banjir tersebut dikategorikan bencana ekologis akibat kebijakan pembangunan tanpa kajian lingkungan memadai dan mendesak peninjauan izin.
  • Kondisi ini menunjukkan kegagalan pemerintah menjamin ruang hidup aman karena tata ruang dan drainase yang buruk.

Suara.com - Direktur Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jambi, Oscar Anugrah, menilai banjir yang melanda Kota Jambi pada Jumat (12/12) petang bukan sekadar akibat curah hujan tinggi, melainkan konsekuensi dari pembangunan yang tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

“Ini bukan bencana alam, tetapi bencana ekologis yang terlahir dari kebijakan pembangunan tanpa kajian lingkungan yang memadai,” kata Oscar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jambi, Jumat (12/12/2025).

Oscar menjelaskan, WALHI tidak menolak pembangunan, namun menekankan pentingnya memastikan bahwa setiap proyek memenuhi prinsip keberlanjutan lingkungan dan berpihak pada keselamatan masyarakat.

Ia mendesak pemerintah meninjau kembali perizinan pembangunan yang dinilai mengabaikan aspek lingkungan.

Banjir yang terjadi tersebut merendam sejumlah titik di Kota Jambi, di antaranya kawasan Kantor Gubernur, Simpang Mayang, Simpang Empat Sipin, Kenali Asam Atas, Simpang Empat Pal 7 Kenali Asam Bawah, serta sejumlah daerah lainnya.

Menurut Oscar, kondisi ini menunjukkan bahwa risiko ekologis muncul dari kombinasi tata ruang yang tidak tepat, sistem drainase yang buruk, serta praktik pembangunan yang tidak mengutamakan keselamatan publik.

“Ketika curah hujan berdurasi singkat mampu memutus aktivitas sosial dan ekonomi dua RT sekaligus, maka jelas hal itu bukan sekadar cuaca ekstrem, tetapi kegagalan pemerintah memastikan ruang hidup yang layak dan aman bagi warganya,” ujarnya.

Ia menegaskan masyarakat tidak boleh terus-menerus menjadi korban bencana berulang.

Mereka memerlukan jaminan pemulihan, penataan wilayah yang lebih aman, dan langkah pencegahan yang berkelanjutan, bukan hanya respons darurat jangka pendek.

Baca Juga: 5 Pilihan Sepeda Listrik Roda Tiga untuk Berkendara Stabil dan Nyaman

“Setiap kali banjir datang, yang tenggelam bukan hanya lantai rumah dan perabot, tetapi juga rasa aman dan kemampuan warga untuk pulih. Tanpa keberpihakan ekologis yang serius, banjir hari ini hanya akan menjadi pengantar bagi bencana berikutnya,” tutup Oscar.
 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Sekolah yang Tak Mudah Dicapai di Pedalaman
• 5 jam lalukumparan.com
thumb
6 Tahun Hidup dengan Kanker, Vidi Aldiano: Terima Kasih, Cobaan Jadi Hikmah
• 13 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Pesan Cinta Laura dalam Menjaga Kecantikan: Bukan Cuma Gaya Hidup Sehat
• 7 jam lalukumparan.com
thumb
SPBU ADNOC Kini Terima Pembayaran Stablecoin di Timur Tengah
• 22 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Timnas Voli Putri Raih Perunggu SEA Games untuk Kali Keempat Beruntun
• 9 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.