Investor Minati Obligasi Keberlanjutan Berstandar ESG di Indonesia

medcom.id
1 jam lalu
Cover Berita
Jakarta: Pollux Hotels Group Tbk (POLI) resmi mencatatkan Obligasi Terkait Keberlanjutan atau Sustainability-Linked Bond (SLB) I Tahun 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini menjadikan Pollux sebagai pengembang properti hospitality pertama di Indonesia yang menghadirkan instrumen pendanaan berstandar ESG di pasar modal.
 
Luthfi Andhika, Group Head Capital Market Korea Investment and Securities Indonesia (KISI), menyebut SLB Pollux “unik dan bersejarah” bagi pasar obligasi domestik.
 
“Framework-nya fokus pada penurunan emisi karbon melalui solar panel dan efisiensi operasional. Ini langkah nyata transisi energi di sektor properti,” ujarnya.

Associate Director KISI, Syubban Aqdam, menambahkan minat pasar sangat kuat. Dengan jaminan CGIF, permintaan obligasi POLI oversubscribe hampir dua kali dari target Rp500 miliar.
 
“Sebagian besar investor memilih tenor lima tahun. Ini menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap Pollux dan jaminan CGIF. Bahkan, obligasi lima tahun ini menjadi satu-satunya bond CGIF dengan kupon di bawah 7 persen,” kata Syubban.
 
Director of Social and Environmental Compliance Pollux, Jo Diana Po, mengatakan penerbitan ini memperlihatkan kesiapan investor terhadap instrumen ESG.
 
“Mayoritas investor memilih tenor panjang. Ini menandakan kesadaran Indonesia sedang bergerak menuju standar keberlanjutan global,” ujarnya.
 
Ia menekankan penguatan komitmen ESG menjadi semakin mendesak, terutama setelah bencana di Sumatera yang menelan hampir seribu korban jiwa. 
 
“Ini pengingat bahwa keberlanjutan bukan sekadar tren, tapi kebutuhan,” katanya.
 
Menurut Diana, keberhasilan SLB ini harus menjadi dorongan bagi seluruh pemangku kepentingan, pemerintah, industri, hingga masyarakat, untuk mempercepat penerapan praktik ramah lingkungan.
 
Sebagian dana SLB akan dialokasikan untuk proyek keberlanjutan Pollux, termasuk pengurangan emisi dan peningkatan pengelolaan air. Sisanya digunakan untuk refinancing fasilitas kredit.
Dengan kode emiten POLI, Pollux berharap penerbitan SLB ini menjadi rujukan baru dalam pembiayaan hijau di sektor properti. 
 
“Kami ingin instrumen ini memberi nilai tambah bagi investor dan menjadi contoh konkret bagi
industri,” tutup Handojo.
 
Presiden Direktur Pollux Hotels Group, Handojo K. Setyadi, menyebut penerbitan SLB senilai Rp500 miliar ini sebagai tonggak penting bagi strategi pembiayaan perusahaan. 
Obligasi tersebut mendapat penjaminan penuh (full guarantee) dari Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF), lembaga trust fund di bawah Asian Development Bank (ADB), serta meraih peringkat tertinggi dari Pefindo.
 
“Listing ini merupakan langkah penting karena untuk pertama kalinya kami menerbitkan obligasi terkait keberlanjutan dengan jaminan penuh dari CGIF. Ini mencerminkan kualitas kredit tertinggi dan risiko yang minimal bagi investor,” ujar Handojo.
 
SLB diterbitkan dalam dua tenor: 3 tahun dengan kupon 5,85% dan 5 tahun dengan kupon 6,25%. Pollux menegaskan bahwa instrumen ini bukan hanya sekadar pendanaan, melainkan komitmen untuk memperkuat praktik environmental, social, and governance (ESG) di sektor hospitality. Peningkatan Efisiensi Energi Perusahaan menargetkan peningkatan efisiensi energi dan pengelolaan air, termasuk perbaikan sistem pendingin, pemantauan kebocoran air, hingga perluasan daur ulang kondensat dan grey water.  Pada 2025–2029, Pollux juga akan memasang panel surya berkapasitas 40 kWp yang diproyeksikan dapat menekan emisi hingga 184.320 kg CO₂ ekuivalen.
 
“Kami percaya pertumbuhan finansial dan keberlanjutan harus berjalan seiring. Pollux ingin menjadi pelopor model bisnis hijau di sektor properti Indonesia,” lanjut Handojo.
 
Investment Specialist CGIF, Boniaga Mangin, mengapresiasi penerbitan SLB perdana Pollux. CGIF, tegasnya, memberikan penjaminan penuh atas seluruh pembayaran bunga dan pokok obligasi.
 
“Dukungan ini menunjukkan pengakuan atas posisi pasar, kekuatan finansial, dan komitmen keberlanjutan Pollux. Kami berharap keberhasilan ini mendorong lebih banyak emiten mengakses pasar obligasi berkelanjutan,” katanya.
 
Boniaga menilai pencatatan ini sebagai pencapaian penting dalam memperluas pasar obligasi nasional dan meningkatkan minat terhadap instrumen berbasis ESG.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Cek Lokasinya! Layanan SIM Keliling Dibuka di Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Bandung
• 17 jam laluviva.co.id
thumb
Muhaimin pesan rekonstruksi Al Khoziny hasilnya berkualitas
• 23 jam laluantaranews.com
thumb
Katalog Promo JSM Indomaret Hari ini 12.12 Desember 2025, Gebyar Diskon Akhir Tahun Serba Rp12.000
• 16 jam laludisway.id
thumb
Riau Gelar Doa Lintas Agama untuk Korban Bencana di Sumatera
• 7 jam laludisway.id
thumb
3 Negara Rebut Satu Tiket Semifinal SEA Games 2025, Milik Timnas Indonesia U-22 atau Malaysia?
• 13 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.