Masyarakat Adat Suku Kawei Sampaikan Aspirasi Warga ke Jakarta

tvrinews.com
3 hari lalu
Cover Berita

Penulis: Alfin

TVRINews, Jakarta

Perjalanan Luther Ayello dan Yustus Ayei sebagai utusan masyarakat adat Suku Kawei ke Jakarta berakhir pada Jumat, 12 Desember 2025. Keduanya datang dari Papua untuk menyuarakan aspirasi terkait keberlanjutan pekerjaan warga Pulau Kawei yang selama ini bekerja pada kegiatan pertambangan nikel.

Selama dua hari, mereka mendatangi sejumlah kantor kementerian sejak Kamis, 11 Desember 2025. Tujuan perjalanan dimulai dari Kementerian Dalam Negeri hingga Kementerian Lingkungan Hidup di Jakarta. Upaya tersebut ditempuh guna menyerahkan berkas dan menyampaikan informasi mengenai kondisi masyarakat di Pulau Kawei. Luther Ayello dan Yustus Ayei merupakan pemilik hak ulayat sekaligus tokoh adat yang merasa berkewajiban menyampaikan aspirasi ratusan pekerja serta masyarakat Suku Kawei.

"Walaupun belum ditemui oleh pejabat berwenang dari berbagai kementerian, setidaknya kami sudah berjuang atas nasib 400 pekerja tambang dan masa depan suku kawei. Kami tidak kecewa belum ditemui karena ini adalah bagian dari perjuangan," tutur Yustus Ayei dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat, 12 Desember 2025.

Yustus menambahkan rasa lega setelah menyerahkan dokumen terkait data kegiatan pertambangan nikel di Pulau Kawei kepada berbagai lembaga negara, termasuk Istana, Kemendagri, Kemenhan, Kemenpolhukam, ESDM, Komisi XII DPR RI, serta KLH.

Ia menyampaikan rencananya kembali ke Papua untuk memberi penjelasan kepada masyarakat.

"Besok saya akan pulang ke Papua dan merayakan hari natal di sana. Tanggung jawab moril terhadap 400 pekerja tambang dan masa depan suku kawei sudah saya perjuangkan di Jakarta dan semoga ada tindak lanjutnya," ujar Yustus.

Luther Ayello yang mendampingi Yustus selama di Jakarta menyampaikan harapan agar pemerintah pusat dapat memahami kondisi masyarakat Kawei.

"Dari kampung halaman kami di Papua sangat jauh menuju Jakarta. Kedatangan ini, semoga pemimpin kami di Jakarta bisa memikirkan nasib 400 pekerja tambang dan masa depan suku kawei, mengingat biaya ke sini terkumpul atas aspirasi mereka," ungkap Luther.

Selama kurang lebih 2,5 tahun kegiatan pertambangan nikel berlangsung, warga Pulau Kawei banyak terlibat sebagai tenaga kerja. Mayoritas, yakni 80 hingga 90 persen pekerja, merupakan penduduk asli Papua yang mengandalkan pekerjaan tersebut sebagai mata pencarian.

Editor: Redaktur TVRINews

Komentar
1000 Karakter tersisa
Kirim
Komentar

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Viral Ban Bus Gundul Bikin Was-was, Transjakarta: Terjadi Tiba-tiba
• 12 jam lalufajar.co.id
thumb
Akses Aceh Tengah-Bireuen Pulih, Jembatan Bailey Berfungsi
• 19 jam lalutvrinews.com
thumb
Waduh! Ibunda Virgoun Usir Inara Rusli dari Rumah! Buntut Video CCTV Mesra Bareng Insanul Fahmi
• 11 jam lalugrid.id
thumb
Daftar Game Baru di The Game Awards 2025, Mulai dari Tomb Raider Hingga Star Wars
• 11 jam laluviva.co.id
thumb
Drama Liga Prancis, Tanpa Calvin Verdonk 7 Gol 4 Kartu Merah di Laga Lille vs Auxerre
• 22 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.