Pantau - Peluncuran Satelit Arab 813 pada Rabu, 10 Desember 2025, menandai tonggak baru dalam kerja sama antariksa antara China dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pusat Teknik Mikrosatelit Shanghai (Shanghai Engineering Center for Microsatellites/SECM) menyampaikan informasi keberhasilan ini pada Kamis, 11 Desember 2025.
Satelit Arab 813 diluncurkan ke orbit menggunakan roket Lijian-1 milik China dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan, yang terletak di wilayah barat laut China.
Peluncuran ini merupakan bagian dari misi yang mencakup total sembilan satelit, termasuk tiga satelit yang dikembangkan untuk pengguna internasional.
Proyek Bersama Dua NegaraPusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Antariksa Nasional UEA (National Space Science and Technology Center/NSSTC) menandatangani perjanjian kerja sama dengan SECM pada tahun 2023 untuk mengembangkan satelit Arab 813.
SECM menyebut satelit ini sebagai satelit hiperspektral yang unik dan sangat efisien.
"Arab 813 dilengkapi instrumen canggih untuk pengamatan bumi," ungkap pernyataan resmi SECM.
Data dari satelit ini akan digunakan untuk mendukung pemantauan lingkungan, eksplorasi sumber daya, dan kegiatan penelitian ilmiah.
NSSTC UEA juga terlibat dalam pengembangan sistem operasi misi untuk satelit ini.
Cakupan Regional dan Rencana Ke DepanNSSTC berhasil melakukan uji coba operasional dengan menggunakan stasiun bumi yang terletak di Universitas Uni Emirat Arab.
Stasiun bumi tersebut memiliki tugas untuk mengelola serta mengolah data yang dikirimkan oleh satelit Arab 813.
"Data dari satelit ini akan didistribusikan ke seluruh kawasan Arab," ujar pihak NSSTC.
SECM menilai keberhasilan ini sebagai pencapaian besar dalam sejarah kerja sama antariksa antara China dan UEA.
Selain itu, proyek ini juga menjadi proyek kerja sama antariksa besar pertama yang dipimpin oleh UEA untuk negara-negara Arab.
SECM menyatakan bahwa misi ini membuka peluang lebih luas untuk kerja sama lanjutan di masa mendatang antara kedua negara.




