Dua kelompok warga dari Desa Domato dan Desa Dehe, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, terlibat bentrokan hebat. Hal ini dipicu oleh klaim batas wilayah yang akan digunakan untuk peletakan batu pertama pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi warga pesisir Desa Dehe.
Salah satu kelompok warga menolak rencana tersebut, mengklaim bahwa lahan pembangunan RTLH masuk dalam wilayah administrasi mereka, sehingga mereka berhak menerima bantuan tersebut. Kelompok warga lainnya juga mengklaim hal serupa.
Pertikaian yang awalnya hanya adu mulut ini berujung pada bentrok fisik. Kedua kelompok warga saling serang menggunakan batu bahkan senjata tajam di perbatasan desa. Aparat Brimob Polda Maluku Utara yang tiba di lokasi berusaha menghentikan bentrokan dengan menembakkan gas air mata.
Perselisihan antar dua kelompok warga ini mereda setelah kehadiran dan pertemuan dengan Gubernur Maluku Utara Sherly Laos. Akibat bentrokan tersebut, agenda peletakan batu pertama oleh Gubernur pun dibatalkan. Selesaikan sengketa lahan
Sherly Laos menegaskan bahwa bantuan pembangunan rumah baru akan diberikan jika sengketa lahan diselesaikan. Ia menyampaikan bahwa bantuan akan diberikan masing-masing 30 rumah untuk Desa Domato dan Desa Dehe jika kedua belah pihak berhasil menyelesaikan masalah lahan mereka. Jika sengketa lahan tidak beres, kedua desa tersebut terancam tidak akan mendapatkan bantuan rumah sama sekali.
Baca Juga :
2 Ribu Warga Sunter Geruduk BPN Jakut Tuntut Buka Blokir Sertifikat Tanah"Saya hari ini datang berbicara. Saya kasih bantuan kalau lahan beres. Kalau dua-duanya tidak beres, maka dua-duanya tidak dapat," ujar Sherly Laos, dikutip dari Top News Metro TV, Jumat, 12 Desember 2025.
Selain pembangunan rumah, Gubernur juga menyerahkan bantuan berupa lima unit kapal, lima unit mesin, dan bantuan untuk operasi lain.
Sementara itu, Kapolres Halmahera Barat AKBP Teguh Patriot, meyakini bahwa masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Ia berharap tidak perlu terjadi masalah besar yang menimbulkan korban lain, mengingat warga Domato dan Dehe memiliki ikatan kekerabatan yang kuat.
(Aulia Rahmani Hanifa)



